Kata Kemenkes Soal Raya Bayi Sukabumi yang Meninggal Cacingan

Nasional

Kata Kemenkes Soal Raya Bayi Sukabumi yang Meninggal Cacingan

Nafilah Sri Sagita K - detikKalimantan
Kamis, 21 Agu 2025 09:19 WIB
Ascaris nematode parasite on a petri dish
Ilustrasi cacing parasit. Foto: iStock
Jakarta -

Kasus kematian balita di Sukabumi bernama Raya (4) dalam kondisi mengalami cacingan parah menarik perhatian berbagai pihak. Kementerian Kesehatan RI turut buka suara menanggapi kasus tersebut dan menyampaikan upaya apa saja yang sudah dilakukan.

Dilansir detikHealth, Kemenkes mengatakan langsung berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Melalui Puskesmas Kabandungan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, mereka menggencarkan pemberian makanan tambahan untuk anak kurang gizi. Selain itu, anak-anak juga diberikan obat cacingan albendazol secara rutin sebanyak dua kali dalam setahun.

"Juga dilakukan penyelidikan epidemiologi, untuk menggali riwayat dan faktor risiko pada pengidap, agar tidak terjadi infeksi lagi," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman, Rabu (20/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes kemudian memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Anak-anak patut diajarkan untuk selalu mencuci tangan pada waktu-waktu krusial, seperti sebelum makan, setelah buang air besar, setelah makan, dan setelah beraktivitas.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak buang air besar sembarangan. Aji mengingatkan, kontaminasi larva cacing di tanah bisa bersumber dari BAB sembarangan, dan menjadi faktor risiko utama penularan. Selain itu, menjaga kebersihan makanan, utamanya buah dan sayuran, juga sangat penting.

"Mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan, memasak makanan dengan baik, dan menggunakan sumber air bersih," beber Aji.

Dia mengingatkan orang tua atau orang dewasa yang anak-anaknya menunjukkan gejala cacingan agar segera berkonsultasi ke layanan kesehatan terdekat.

"Jika ada gejala cacingan segera berobat ke puskesmas, dan untuk anak usia satu sampai 12 tahun minum obat cacing yang diberikan oleh petugas puskesmas dua kali setahun," pesan dia.

Sebelumnya ramai diberitakan balita bernama Raya di Sukabumi meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Humas RSUD Syamsudin, dr Irfan menceritakan Raya masuk ke IGD rumah sakit pada 13 Juli 2025. Kondisi Raya sudah tidak sadarkan diri sejak sehari sebelumnya.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan Raya mengalami syok dan kekurangan cairan berat. Syok berhasil ditangani oleh tim dokter, tapi penyebab penurunan kesadaran belum diketahui saat itu. Lalu tiba-tiba ada cacing keluar dari hidung Raya.

"Saat di IGD, tiba-tiba keluar cacing dari hidung pasien. Dari situ kita menduga ada kaitannya dengan infeksi cacing," ujar dr Irfan dikutip dari detik Jabar, Rabu (20/8/2025).

Dari hasil pemeriksaan intensif, Raya didiagnosis mengalami askariasis atau penyakit akibat infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Cacing ini umumnya hidup di tanah.

"Infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, maupun tangan yang kotor. Telur akan menetas di usus, lalu berkembang menjadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar," jelas Irfan.

Baca selengkapnya di detikHealth.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Bukan Ditiup, Ini Anjuran Ulama untuk Dinginkan Makanan Panas"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads