65% Masyarakat Indonesia Menerima Upaya Penipuan Setiap Pekan

65% Masyarakat Indonesia Menerima Upaya Penipuan Setiap Pekan

Agus Tri Haryanto - detikKalimantan
Jumat, 08 Agu 2025 06:01 WIB
Penipuan dan spam digital semakin marak, mengancam keamanan data dan finansial masyarakat.
Foto: Shutterstock/
Balikpapan -

Penipuan digital seperti spam dan scam di Indonesia kini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dikutip dari detikInet, laporan Asia Scam Report 2024 yang dirilis Global Anti-Scam Alliance (GASA), menyebut sebanyak 65% masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggunya. Mulai dari pesan teks phising, tawaran kerja palsu, hingga skema penipuan investasi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria mengungkapkan dampak finansial dari kejahatan siber tercatat sangat besar nilainya. Kerugian ini terjadi dalam rentang waktu November 2024 hingga Januari 2025, dengan sebagian besar kasus penipuan digital berasal dari pesan instan atau SMS. Sebanyak 64% spam dilaporkan terjadi melalui layanan seluler.

"Waktu yang sangat singkat saya kira kurang lebih tiga bulan kerugian finansial akibat kejahatan siber ini mencapai angka fantastis, hampir setengah triliun atau Rp 476 miliar hanya dalam waktu yang singkat," ujar Nezar dalam sambutan di acara 'AI untuk Kita Semua' di Kantor Indosat, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam waktu yang sama, Nezar juga mengungkapkan fakta mengejutkan lainnya. Sampai saat ini, sudah ada 1,2 juta laporan penipuan digital yang diterima pemerintah.

"Angka-angka ini bukan sekedar statistik, ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama," kata Nezar.

Guna mengatasi persoalan penipuan digital itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggandeng pelaku industri, salah satunya Indosat Ooredoo Hutchison, agar masyarakat dapat terlindungi dari scam dan spam yang marak terjadi di era digital belakangan ini.

"Pemerintah berkomitmen penuh menciptakan ruang digital yang aman, bersih, dan terpercaya, bagi seluruh masyarakat. Dan, Komdigi di sini terus melakukan dialog terus melakukan monitoring juga berhubungan dengan berbagai pihak dan mendorong regulasi yang kuat untuk menggiatkan edukasi publik, juga serta memperkuat pertahanannya di kalangan masyarakat terliterasi dengan baik agar bisa mencegah atau terhindari dari kejahatan siber," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini!




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads