Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Nunukan Yance Tambaru menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto yang mendorong Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim untuk membuka akses dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sebatik ke Tawau, Sabah. Upaya ini menjadi bagian dari pembahasan bilateral untuk mengoptimalkan infrastruktur perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Kita bersyukur Presiden turut mempercepat pemanfaatan PLBN yang telah menelan biaya besar, namun belum optimal karena akses dari Malaysia belum dibuka," kata Yance kepada detikKalimantan, Rabu (6/8/2025).
Yance menjelaskan pembukaan akses PLBN Sebatik ke Tawau diharapkan dapat menggerakkan ekonomi di wilayah perbatasan. Namun, ia mencatat bahwa isu batas laut, khususnya di Ambalat, masih menjadi kendala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada pembahasan spesifik soal batas laut dalam pertemuan tersebut, tetapi Presiden mengusulkan kerja sama pengelolaan potensi laut di wilayah sengketa," ujarnya.
Selain itu, Yance menyebutkan bahwa pembangunan PLBN di wilayah lain seperti Sabah dan Sarawak masih belum selaras antara kedua negara. Di Sabah, PLBN Pegelungan masih dalam tahap perencanaan. Sedangkan di Sarawak, pusat kawalan sempadan di Makaralan telah selesai dibangun oleh Malaysia.
"Di Indonesia, PLBN Long Nawang masih dalam proses, termasuk pengaturan akses material melalui Malinau dan Binuang," tambahnya.
Terkait PLBN Sebatik, Yance menegaskan bahwa operasionalisasi penuh masih terhambat karena belum masuk dalam Border Crossing Agreement (BCA).
"Jika masuk BCA, perlu pembahasan lebih lanjut. Namun, Presiden tampaknya ingin mempercepat dengan meminta Malaysia langsung membuka akses," katanya.
(des/des)