Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap data bahwa hampir 90% wilayah Gaza ada di bawah kendali militer Israel. Hal ini diungkap juru bicara PBB Stephane Dujarric dengan mengutip laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
"Sebesar 87,7 persen wilayah Gaza kini berada di bawah perintah pengungsian atau di dalam zona pengungsian, yang memaksa sekitar 2,1 juta orang ke wilayah terfragmentasi di area tersebut di mana hampir tidak ada layanan yang tersedia," sebut Dujarric dalam konferensi pers, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Netanyahu Keracunan Makanan |
Dujarric mengatakan lebih dari 1,3 juta orang di Jalur Gaza membutuhkan tempat berlindung dan perlengkapan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuaca yang keras, kelembapan, kepadatan penduduk, dan seringnya pembongkaran serta pemasangan kembali tenda dan terpal menyebabkan masa pakai lebih pendek bagi tempat perlindungan tersebut," ucap Dujarric.
Dia juga menyoroti situasi Jalur Gaza yang 'mengerikan'. Tidak ada pasokan tempat perlindungan yang dikirimkan selama lebih dari empat bulan terakhir.
"Krisis bahan bakar masih terus berlanjut," katanya.
"Jumlah terbatas yang diizinkan masuk ke Gaza dalam beberapa hari terakhir sangatlah tidak mencukupi," ucapnya, sembari menambahkan bahwa PBB memprioritaskan penggunaan bahan bakar yang tersedia untuk "operasi paling kritis".
Warga Gaza Kurang Gizi
Dujarric juga melaporkan banyaknya warga Gaza mengalami malnutrisi parah atau kurang gizi yang datang di pos-pos medis dan rumah sakit dalam kondisi sangat buruk.
"Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa lebih dari selusin orang, termasuk anak-anak, dilaporkan meninggal karena kelaparan dalam 24 jam terakhir," ujarnya, sambil menggambarkan situasi di lapangan sebagai "hampir mustahil".
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 86 orang -- termasuk 76 anak-anak -- meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023.
Kantor media pemerintah Gaza, yang dikuasai Hamas, memperingatkan bahwa Jalur Gaza berada di "ambang kematian massal" setelah lebih dari 140 hari penutupan hampir total semua perlintasan perbatasan.
Secara total, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza yang dianggap kredibel oleh PBB, nyaris 59.000 orang tewas di daerah kantong Palestina tersebut selama perang berkecamuk. Pengeboman tanpa henti oleh Israel telah menghancurkan Jalur Gaza, hampir melumpuhkan sistem kesehatan, dan memicu kondisi seperti kelaparan.
Selengkapnya baca artikel detikNews.
(bai/bai)