Rumah Dinas Guru di Krayan Memprihatinkan, Tiap Malam Ngeri Ambruk

Rumah Dinas Guru di Krayan Memprihatinkan, Tiap Malam Ngeri Ambruk

Oktavian Balang - detikKalimantan
Jumat, 25 Jul 2025 10:30 WIB
Kondisi rumah dinas guru di SD Negeri 002 Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak 1983 ini mengalami kerusakan parah, mulai dari atap bocor, dinding dan lantai rapuh, hingga tiang penyangga yang dimakan rayap.
Warga gotong royong merenovasi rumah dinas guru/Foto: Istimewa
Nunukan -

Kondisi rumah dinas guru di SD Negeri 002 Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak 1983 ini mengalami kerusakan parah, mulai dari atap bocor, dinding dan lantai rapuh, hingga tiang penyangga yang dimakan rayap.

Rumah yang dibangun pada era Presiden Soeharto melalui program Inpres ini menjadi tempat tinggal para guru, meski kondisinya jauh dari layak. Kepala SDN 002 Krayan Tengah, Arifin, mengungkapkan tiga rumah dinas di sekolahnya berada dalam kondisi serupa.

"Rumah ini dibangun tahun 1983, dan sampai sekarang masih dipakai. Atap bocor, dinding dan lantai rusak, tiang banyak yang jabuk karena rayap. Kami hanya bisa memperbaiki seadanya bersama masyarakat," ujar Arifin kepada detikKalimantan, Kamis (24/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi rumah dinas guru di SD Negeri 002 Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak 1983 ini mengalami kerusakan parah, mulai dari atap bocor, dinding dan lantai rapuh, hingga tiang penyangga yang dimakan rayap.Rumah dinas guru di Krayan memprihatinkan/ Foto: Istimewa

Saat ini, rumah dinas tersebut dihuni para guru dengan jumlah penghuni yang bervariasi. Rumah pertama ditempati Arifin bersama lima orang lainnya sejak 2004. Rumah kedua dihuni seorang guru sejak 2019, dan rumah ketiga ditempati empat orang, termasuk seorang guru baru berusia 40 tahun yang diangkat pada 2024.

"Rumah yang kosong cuma ini, jadi kami terima dengan lapang dada, meski kondisinya sangat memengaruhi tugas kami," tambah Arifin, yang telah mengabdi selama 20 tahun 8 bulan.

Kondisi rumah dinas ini membuat para penghuni waswas. "Tiap berjalan, rumah bergoyang. Kalau musim hujan, kami harus cari tempat yang kurang bocor. Saya sampai tambah seng di bawah atap yang bocor," keluh Arifin.

Ia juga menyebut rumah-rumah ini nyaris ambruk, sehingga masyarakat setempat membantu menambah tiang penyangga sementara. Arifin mengaku pihak sekolah telah berulang kali mengusulkan perbaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan dan menyampaikan aspirasi kepada DPRD Kabupaten Nunukan.

Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut yang signifikan. "Kami sudah ajukan, tapi belum ada realisasi. Saya akan kirimkan video dan foto kerusakannya untuk bukti," ujarnya.

Meski menghadapi tantangan berat, Arifin dan para guru tetap menjalankan tugas mereka sebagai tenaga pendidik. "Kami khawatir rumah ambruk, terutama malam hari. Istirahat kami terganggu karena kurang tidur. Tapi, mau bagaimana lagi, ini demi pendidikan anak-anak di sini," tutup Arifin dengan nada pasrah namun penuh dedikasi.

DPRD Nunukan belum memberikan tanggapan terkait usulan perbaikan rumah dinas ini. Kondisi ini menjadi potret nyata tantangan pendidikan di daerah terpencil, di mana fasilitas dasar seperti tempat tinggal layak bagi guru masih menjadi PR besar pemerintah.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads