Kabid DPPPA Kalbar Meninggal, Rekan Sebut Sempat Alami Tekanan di Kantor

Kabid DPPPA Kalbar Meninggal, Rekan Sebut Sempat Alami Tekanan di Kantor

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Senin, 14 Jul 2025 13:31 WIB
Suasana rumah duka kabid DP3A Kalbar.
Suasana rumah duka kabid DP3A Kalbar. Foto: Ocsya Ade CP/detikKalimantan
Pontianak - Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak (PPHA) di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Mas Henny Dewi Sartika meninggal dunia pada usia 58 tahun.

Ia meninggal di Rumah Sakit (RS) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, pada Minggu (13/7) kemarin. Sebelum tutup usia, Dewi dikabarkan sempat mengalami tekanan batin di kantornya. Ia pun dikabarkan juga sering curhat terkait masalah yang dihadapi di tempat kerja. Hal ini diungkapkan oleh Deri Octaris Cowari, kerabat Dewi.

"Saya tahunya beliau itu sakit satu minggu belakangan. Pada saat saya menyampaikan bahwa kawan-kawan yang merasa terzalimi dan mungkin akan ada aksi, beliau bilang lagi sakit," kata Deri kepada detikKalimantan, ditemui di rumah duka, Senin (14/7/2025).

Deri merupakan Ketua Forum Pegawai DP3A dan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Kalbar yang saat ini tengah berjuang untuk mendapat keadilan di tempat kerja. Secara resmi, ia sudah menyampaikan data dan segala hal yang dialami puluhan pegawai kepada Gubernur Kalbar Ria Norsan.

"Memang beliau pernah ke rumah dan meminta saya untuk menindaklanjuti (perjuangan), sebagai koordinator juru bicara untuk membantu kawan-kawan. Secara pribadi beliau menyampaikan memang merasa tertekan, merasa dibully, gelisah, situasi kerja tidak nyaman, dengan penghinaan-penghinaan kalimat," bebernya.

Kepala DP3A Kalbar Herkulana Mekarryani turut hadir menyampaikan belasungkawa ke rumah duka bersama pegawai lainnya. Herkulana berpendapat kinerja Dewi selama ini cukup baik. Apalagi dalam hal mengayomi staf-stafnya.

"Terkejut juga, karena sangat mendadak sekali ya. Karena beliau baru melaksanakan tugas. Juga akan menyiapkan kegiatan forum anak minggu ini. Nah, kami turut berduka cita, mendoakan. Semoga dosanya diampuni oleh Allah. Semoga husnul khotimah. Karena beliau orang baik. Pasti dimaafkan oleh Allah," ujarnya.

Herkulana tak menampik saat dikonfirmasi mengenai tekanan-tekanan yang terjasi di kantornya. Menurut dia, pasti ada tekanan dan tuntutan dalam dunia kerja, tetapi itu untuk kinerja yang lebih baik.

"Kalau kami kan memang pelayanan, perlu percepatan-percepatan. Kita dituntut kinerja yang cukup baik, karena misi ke-8 Gubernur Kalbar kan terkait dengan hak asasi manusia dan sebagainya," ujarnya.

Herkulana mengaku tidak mengetahui pasti tekanan apa yang dimaksud dialami oleh Dewi. Apalagi selama ini sebagai pimpinan, Herkulana tidak pernah mendengar langsung keluhan tersebut. Namun, dia menyinggung posisi almarhumah yang memang dekat dengan permasalahan serius seperti perkawinan anak dan kekerasan seksual terhadap anak.

"Ya itu yang mungkin membuat ada tekanan dan sebagainya. Saya rasa demikian. Kami turut berdoa dan kami menghargai, mengapresiasi beliau selama ini bisa berkolaborasi dengan kami," tutupnya.

Sebelumnya, Dewi juga disebut sempat menyampaikan apa yang dialaminya ke Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar Harisson Azroi. Para pegawai DP3A Kalbar meminta solusi terkait polemik di dinas mereka.

"Beberapa teman-teman dari DP3A, kemarin memang ada menyampaikan beberapa permasalahan di dinasnya. Saya kira itu sebagai bagian dari dinamika organisasi. Saya sudah minta semua untuk introspeksi dan kembali bekerja bersama supaya yang menjadi indikator dan tugas DP3A ini dapat benar-benar tercapai dengan baik," kata Harisson usai melayat ke rumah duka.


(des/des)
Hide Ads