Jenazah ASN di Donggala Diantar Naik Motor 40 Km, Ini Penyebabnya

Regional

Jenazah ASN di Donggala Diantar Naik Motor 40 Km, Ini Penyebabnya

Tim detikSulsel - detikKalimantan
Sabtu, 12 Jul 2025 14:44 WIB
Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala.
Foto: Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala. (dok. istimewa)
Donggala -

Seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Ariel Huma meninggal saat bertugas di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jenazahnya diantar dengan cara diboncengkan naik motor sejauh 40 km ke rumah duka.

Pria tersebut adalah ASN yang bekerja di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai penyuluh keluarga berencana (KB). Jenazah terpaksa dibawa naik motor karena jalan rusak.

Dalam video beredar, dikutip dari detikSulsel, tampak jenazah Ariel dibungkus kain jarik tenun motif merah hitam. Warga meletakkan jenazah di jok belakang motor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menahan jasad tersebut, warga menggunakan beberapa batang kayu sebagai penyangga sehingga posisi jenazah tetap tegak. Jenazah kemudian diikat agar tidak goyang selama perjalanan.

Terlihat seorang pria yang mengenakan kupluk kemudian mengemudikan motor tersebut. Sejumlah warga lainnya juga turut serta mengendarai motor.

Diketahui, Ariel Huma meninggal di rumahnya di Desa Palentuma, Kecamatan Pinembani, Donggala pada Kamis (10/7) sekitar pukul 00.03 Wita. Pihak keluarga tidak mengetahui pasti penyebab Ariel meninggal dunia.

"Kami juga tidak tahu secara pasti (penyebab kematiannya). Karena dari siang sampai sore almarhum masih bekerja seperti biasa, bolak balik dari kantor ke desa bertemu dengan warga, tiba-tiba malamnya sudah meninggal tanpa mengeluhkan sakit sedikitpun," kata ipar almarhum, Erik kepada detikcom, Jumat (11/7/2025).

Erik menuturkan ayah almarhum sempat menghubungi pihak Puskesmas Pinembani untuk menggunakan ambulans. Namun ambulans puskesmas dalam kondisi rusak.

"Bapak dari almarhum awalnya menghubungi pihak Puskesmas Pinembani tapi katanya ambulans masih rusak, jadi kami dari pihak keluarga berinisiatif sendiri menggunakan motor," terangnya.

Menurut Erik, kondisi jalan di desa tersebut rusak dan tidak bisa dilalui mobil kecuali dengan fitur dobel gardan. Pihak keluarga pun tidak punya pilihan selain membawa jenazah menggunakan motor.

"Kondisi jalannya bisa dilewati mobil, tapi hanya mobil dobel gardan," beber Erik.

Selengkapnya baca di detikSulsel.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads