Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Malundung, Tarakan, Kalimantan Utara, mengalami gangguan akibat kerusakan crane dermaga sejak Rabu (9/7). Kerusakan ini menyebabkan keterlambatan proses bongkar muat, terutama untuk barang kebutuhan pokok (sembako)
Kondisi tersebut memicu keluhan dari pelaku usaha dan mengganggu rantai pasok logistik. Salah satu pengusaha peti kemas, Paor Ludnuk, mengeluhkan kondisi crane yang sudah tua dan sering bermasalah.
"Secara kasat mata, crane sudah tidak layak, seharusnya sudah diganti karena kondisinya sudah tua agar operasi bongkar muat cepat. Cranenya sering rusak," ujarnya saat dihubungi detikKalimantan, Jumat (11/7/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paor mengetahui adanya masalah dari pihak ekspedisi pelayaran. Ia menambahkan gangguan ini telah berlangsung selama tiga hari dan menyebabkan keluhan dari pelanggan.
"Sebagai ekspedisi, pelayanan kami terhambat. Komplain bermunculan dari customer, secara umum rantai pasok logistik tentu terganggu karena crane rusak, apalagi barang-barang sembako tidak bisa dibongkar cepat," keluhnya.
Manager Teknis PT Pelindo Terminal Petikemas Tarakan Julhaidir membenarkan adanya kerusakan pada crane dermaga sejak Rabu (9/7). Dia menyebut perbaikan sedang dikebut dengan melibatkan vendor.
"Kondisi tersebut sudah terjadi dua hari lalu. Saat ini sedang dilakukan perbaikan dengan mendatangkan teknisi serta mencari penyebab kerusakan pada derek jangkung," ungkap Julhaidir, Jumat (11/7/2025).
Sebagai solusi sementara, bongkar muat dilakukan menggunakan ship crane (kapal derek) dari kapal yang kebetulan memiliki fasilitas tersebut. Pihaknya juga berupaya mempercepat perbaikan agar kapal berikutnya tidak mengalami keterlambatan.
"Kemarin masih bisa menggunakan kapal derek karena kebetulan kapalnya ada ship crane. Jadi tidak ada hambatan, cuman akibatnya bongkar muat jadi lama. Tapi pengerjaanya selesai juga," jelasnya.
"Yang sedang kami upayakan adalah kapal berikutnya agar percepatan perbaikan crane segera dituntaskan. Insyaallah, mudah-mudahan hari ini selesai, sehingga kegiatan operasional bisa kembali normal," tambahnya.
Terkait usulan penambahan peralatan dan perpanjangan dermaga, Julhaidir mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan ke kantor pusat. Namun, prosesnya memakan waktu karena memerlukan sejumlah izin.
"Untuk alat sendiri, dengan panjang dermaga saat ini hanya sekitar 130 meter untuk peti kemas, belum bisa ditambahkan alat. Aktivitas dan area kerja menjadi kecil nantinya," terangnya.
(des/des)