Kepolisian Resor (Polres) Lombok Timur mendalami kasus tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani. Sabtu (21/6/2025). Penyelidikan dilakukan, termasuk untuk mendalami dugaan adanya kelalaian yang menyebabkan turis itu tewas.
Dikutip dari detikBali, hingga kini polisi belum menemukan adanya indikasi unsur pidana dalam insiden tersebut. Namun pihaknya berjanji segera mengumumkan hasil penyelidikan tersebut.
"Belum ada yang mengarah ke sana (unsur pidana), kami kumpulkan dulu keterangan lebih lengkap nanti kalau sudah selesai baru kami publikasikan lebih lanjut," kata Kapolres Lombok Timur AKBP I Komang Sarjana ditemui detikBali seusai gelaran HUT Bhayangkara di Halaman Kantor Bupati Lombok Timur, Selasa (1/7/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini polisi telah mengklarifikasi terhadap sejumlah pihak yang terlibat dalam pendakian. Di dalamnya termasuk petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), pemandu wisata, porter, serta lima rekan Juliana yang juga merupakan warga negara asing.
"Bukan pemeriksaan, tapi hanya klarifikasi terkait memintai keterangan di lokasi itu," umbuh Sarjana.
Terkait rencana pemeriksaan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sarjana masih belum memastikan hal tersebut. Menurutnya, belum adanya keterkaitan dengan Kepala TNGR.
"Kami dalami dulu dari hasil pemeriksaan awal, kalau ada keterangan yang mengarah kami akan dalami," ucap Sarjana.
Sarjana berharap adanya koordinasi yang baik antara pengelola Gunung Rinjani dengan kepolisian. Terutama data jumlah pengunjung, poster, dan pemandu wisata.
Diberitakan sebelumnya, Juliana Marins tewas terjatuh ke jurang Gunung Rinjani dengan kedalaman 600 meter pada Sabtu (21/6/2025). Juliana mengalami luka memar, luka gores, dan patah tulang yang memicu pendarahan hebat.
Hasil autopsi menunjukkan Juliana dinyatakan tewas 20 menit setelah terjatuh. Jenazah Juliana kini telah dipulangkan ke Brasil.
Artikel ini sudah tayang di detikBali.
(bai/bai)