Fenomena "Vespa Gembel" atau meminta-minta dan mengamen dengan Vespa marak belakangan ini di Tarakan, Kalimantan Utara. Tren tersebut memicu keresahan di kalangan komunitas Vespa resmi.
Ketua Umum Scooter Tarakan Club (STC), Setio Utomo, menegaskan bahwa pelaku yang mengatasnamakan komunitas Vespa untuk aktivitas seperti mengamen atau meminta-minta bukan bagian dari komunitas mereka. Menurutnya, tindakan tersebut merusak citra positif yang telah dibangun komunitas Vespa selama ini.
"Kami menolak kehadiran Vespa gembel di mana pun berada," tegas Setio saat dihubungi detikKalimantan, Sabtu (28/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setio menjelaskan, komunitas Vespa resmi selalu menjunjung tinggi aturan dan memiliki persiapan matang saat melakukan kegiatan, seperti touring. Anggota komunitas, lanjutnya, selalu dilengkapi dokumen lengkap seperti STNK, BPKB, dan SIM, serta berkoordinasi dengan komunitas lokal di daerah yang dikunjungi.
"Yang touring punya modal, bukan asal nekat atau ngamen. Vespa sejati sopan, taat aturan, dan punya tujuan jelas," ungkap Setio.
Ia juga menyebut bahwa pelaku Vespa beratribut gembel kerap kali adalah oknum, seperti "anak punk", yang tidak terafiliasi dengan komunitas resmi. Kendaraan yang mereka gunakan pun sering tidak dilengkapi dokumen resmi, sehingga melanggar aturan lalu lintas.
Menanggapi fenomena ini, STC telah mengambil langkah preventif. Setio mengatakan pihaknya telah mengimbau anggota untuk melapor jika melihat aktivitas Vespa Gembel di Tarakan. Selain itu, STC berkoordinasi dengan Satpol PP Tarakan untuk menertibkan pelaku, terutama vespa dari luar daerah yang tidak terpantau.
"Kami sudah berkoordinasi agar mereka dibina atau ditertibkan jika melanggar, karena itu di luar tanggung jawab kami," jelas Setio.
STC menjalin komunikasi dengan komunitas Vespa di daerah pintu masuk menuju Tarakan, seperti Toli-Toli, Nunukan, dan Tanjung Selor, untuk memastikan tidak ada vespa yang masuk tanpa persiapan matang. STC juga berencana berkoordinasi dengan kepala Pelni untuk mencegah masuknya Vespa Gembel yang "touring dengan modal nekat".
Setio berharap masyarakat Tarakan tidak menyamakan Vespa beratribut gembel dengan komunitas Vespa resmi. Ia menegaskan bahwa STC akan terus berupaya meluruskan persepsi publik dan memastikan nama Vespa tetap baik.
"Kami ingin meluruskan bahwa Vespa beratribut gembel bukan bagian dari kami. Vespa sejati punya ikatan, koordinasi, dan tujuan positif saat touring," tutup Setio.
(des/des)