Benang layangan yang membentang di jalan-jalan protokol Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mulai mengganggu warga. Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) pun menawarkan solusi agar warga dapat tetap bermain layangan dengan aman.
Berdasarkan pantauan detikKalimantan di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Tarakan Mall hingga Lingkas Ujung pada Rabu (25/6) sore, terlihat 3-5 pengendara sepeda motor yang tersangkut benang. Kondisi tersebut dinilai berbahaya bagi para pengendara.
Ketua KORMI Kota Tarakan, Suparlan, mengimbau warga untuk bermain layang-layang di lokasi aman seperti Pantai Amal, jauh dari jaringan listrik dan permukiman padat. Ia menilai bermain di area bisa mengganggu warga ataupun jaringan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benang gelasan bisa robek kulit atau kena mata. Kalau nyangkut di listrik, aktivitas warga terganggu," ungkap Suparlan kepada detikkalimantan, Rabu (25/6).
Menurut Suparlan, edukasi adalah kunci. KORMI mengajak orang tua, ketua RT, hingga komunitas untuk mengedukasi lewat grup WhatsApp atau media sosial.
"Kalau ada komunitas mau bikin lomba, kita bantu juri, tapi harus di tempat aman seperti Pantai Amal," jelasnya.
Suparlan berharap masyarakat mengarahkan anak-anak bermain layang-layang pada momen yang memang dikhususkan untuk aktivitas ini. Misalnya Festival Iraw Tengkayu.
"Mari kita arahkan ke waktu dan tempat yang tepat demi keamanan bersama," tutupnya.
KORMI rutin menggelar lomba layang-layang dalam Festival Iraw Tengkayu, tradisi tahunan suku Tidung yang memadukan ritual budaya dan olahraga tradisional seperti layang-layang hias dan sonteng.
"Kita fasilitasi di Pantai Amal, lokasi terbuka dan aman. Di luar event, kita terbatas mengawasi," tambahnya.
(des/des)