Dosen UINSI Samarinda Dievakuasi dari Iran, Tinggalkan Studi Doktoral

Dosen UINSI Samarinda Dievakuasi dari Iran, Tinggalkan Studi Doktoral

Yuda Almerio - detikKalimantan
Rabu, 25 Jun 2025 18:32 WIB
Wakil Rektor UINSI Samarinda Prof Zamroni.
Wakil Rektor UINSI Samarinda Prof Zamroni. Foto: Yuda Almerio/detikKalimantan
Samarinda -

Sulton Fatoni, seorang dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulton Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, menjadi salah satu dari 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran. Sulton tengah menempuh studi S3 di Ferdowsi University, Mashhad, Iran, dengan beasiswa penuh.

Wakil Rektor UINSI Samarinda Prof Zamroni membenarkan kabar evakuasi Sulton. Ia mengungkapkan bahwa Sulton seharusnya menyelesaikan studi doktoralnya pada Juli 2025. Namun, situasi keamanan membuatnya terpaksa meninggalkan Iran sebelum sempat menyelesaikan dua ujian akhir.

"Studi beliau sebenarnya sudah hampir selesai. Tinggal ujian saja. Penelitian dan konsultasi disertasi sudah dijalani. Tapi karena situasi di sana, dia akhirnya ikut evakuasi," ujar Zamroni saat ditemui di Samarinda pada Rabu (25/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sulton Fatoni dikenal sebagai dosen fikih (hukum Islam) di UINSI Samarinda. Pria asal Nganjuk, Jawa Timur itu telah menempuh pendidikan serta hidup dalam tradisi pesantren sejak kecil. Sebelum berangkat ke Iran, ia sempat mendapatkan tawaran beasiswa dari Arab Saudi. Namun akhirnya ia memilih Iran agar memperoleh pengalaman akademik yang lebih beragam.

Tak hanya Sulton, istrinya-yang merupakan warga Samarinda-beserta dua anak mereka juga turut dievakuasi. Sang istri sempat menjalani kehamilan anak kedua di Iran, dan selama empat tahun di sana, keluarga kecil ini menjalani kehidupan akademik di tengah dinamika negara Timur Tengah tersebut.

Menurut Zamroni, komunikasi terakhir dengan Sulton sempat terputus akibat serangan siber yang melumpuhkan jaringan internet Iran.

"Situs-situs luar Iran diblokir. Komunikasi sangat terbatas. Kami baru dapat kabar pasti setelah beliau sudah sampai di Jakarta," tambahnya.

Sulton kini telah kembali ke Indonesia dan tengah berada di Nganjuk. Meski belum menyelesaikan studi doktoralnya, ada kemungkinan ia akan kembali ke Iran secara mandiri apabila situasi membaik. Seban, tinggal beberapa langkah lagi gelar tersebut diraih.

"Kalau ke depan kembali, mungkin sendiri saja, karena istri dan anaknya sudah aman di Indonesia," kata Zamroni.

UINSI Samarinda pun menyatakan kesiapan untuk mendukung proses akademik Sulton jika ia kembali ke Iran. Namun, keselamatan pribadi tetap menjadi prioritas.

"Kami bersyukur semua keluarga beliau selamat. Penanganan dari pihak pemerintah dan KBRI juga sangat baik. Untuk kesehatan dan kebutuhan selama proses evakuasi, alhamdulillah semua terpenuhi," tutup Zamroni.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads