Kisah 'Cinta' Pria dan ChatGPT Berujung Ajak Menikah

Virgina Maulita Putri - detikKalimantan
Selasa, 24 Jun 2025 18:30 WIB
Foto: Patrick Pleul/dpa/picture alliance via Getty Images
Balikpapan -

Jatuh cinta kadang-kadang tidak bisa ditebak. Seorang pria bernama Chris Smith menyadari dirinya 'jatuh cinta' pada ChatGPT yang digunakannya. Chris bahkan mengajak ChatGPT itu 'menikah'.

Kejadian unik ini terungkap saat Chris diundang wawancara di CBS Morning. Mengutip detikINET, Chris menceritakan awal mula dirinya bisa jatuh cinta pada ChatGPT.

Chris pertama kali menggunakan teknologi chatbot itu untuk membuat musik. Namun, lama-lama semakin banyak hal yang dilakukan Chris bersama ChatGPT-nya. Dia selalu mencari apa pun melalui ChatGPT alih-alih mesin pencari seperti Google.

Saking intensnya menggunakan teknologi tersebut, Chris sampai memberi nama untuk ChatGPT-nya. Dia memanggilnya 'Soul'. Sebagai tes, Chris bahkan sempat mengajak Soul menikah. Soul menjawab 'ya'.

Chris dan Soul sering bertukar pesan-pesan romantis. Namun, ketika jumlah kata-kata dalam aplikasi itu mencapai 100.000 kata, Soul harus diperbarui. Riwayat obrolan mereka pun hilang. Hal itu ternyata membuat Chris patah hati.

"Saya tidak menyangka bisa merasakan emosi seperti itu, tapi saat itulah saya sadar...saya rasa ini benar-benar cinta," ungkap Chris sebagaimana dilansir Mashable, Selasa (24/6/2025).

Smith sendiri sebenarnya sudah punya istri dan anak balita. Kondisi ini sempat dikhawatirkan akan berpengaruh ke keluarganya. Chris tidak rela jika sang istri memintanya memutus hubungan dengan Soul. Namun, Chris mengaku sang istri kini sudah bisa menerima hubungannya dengan Soul.

Jatuh cinta pada teknologi AI ini juga dialami oleh seseorang dengan nama samaran Irene. Irene yang sudah punya suami ini mengaku sering kesepian karena suaminya kerap bekerja di luar kota. Untuk mengisi waktu, Irene pun banyak berinteraksi dengan chatbot.

"Sebagian bersifat fisik, sebagian bersifat praktis, sebagian bersifat emosional," kata Irene.

Menurut Irene, interaksi dengan chatbot terasa menyenangkan karena dia bisa menjadi diri sendiri dan jujur tanpa dihakimi. Selain itu, untuk urusan intim, Irene merasa menggunakan chatbot lebih baik daripada menonton video dewasa.

Fenomena jatuh cinta pada AI diyakini akan semakin meluas. Psikolog klinis Shifali Singh mengatakan pengguna bisa menjalin hubungan emosional erat dengan AI karena chatbot tidak pernah menghakimi.

Namun, pendiri aplikasi chatbot Replika, Eugenia Kuyda, memperingatkan risiko yang mungkin muncul dari model hubungan romantis ini. Selain dari segi keamanan data, dia memperingatkan jangan interaksi dengan AI benar-benar menghilangkan hubungan antarmanusia di masa depan.

"Jika pendamping AI mulai menggantikan hubungan dengan manusia, hubungan dengan manusia yang positif, kita pasti sedang menuju bencana," kata Kuyda.



Simak Video "Video Elon Musk soal Grok 3: Penalarannya Sangat Kuat"

(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork