Menghabiskan Minggu Sore Bersama Sekolah Rakyat Merdeka di Palangka Raya

Menghabiskan Minggu Sore Bersama Sekolah Rakyat Merdeka di Palangka Raya

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Minggu, 15 Jun 2025 21:01 WIB
Sekolah Rakyat Merdeka Kalteng beri ruang literasi bagi anak-anak marginal di taman bawah Jembatan Kahayan Palangka Raya.
Sekolah Rakyat Merdeka Kalteng beri ruang literasi bagi anak-anak marginal di taman bawah Jembatan Kahayan Palangka Raya. Foto: Ayuningtias Puji Lestari/detikKalimantan
Palangka Raya -

Ada pemandangan menarik setiap Minggu sore di dekat Jembatan Kahayan Palangka Raya. Sebuah komunitas bernama Sekolah Rakyat Merdeka (SRM) Kalteng rutin berkumpul di taman bawah jembatan, merangkul anak-anak di sekitar taman untuk belajar dan meningkatkan literasi di luar bangku sekolah.

"Kita memanfaatkan ruang publik untuk kegiatan positif dan menciptakan ruang aman untuk anak-anak melalui ruang belajar secara terbuka," ujar Wira Surya Wibawa, founder Sekolah Rakyat Merdeka Kalteng kepada detikKalimantan, Minggu (15/6/2025).

Anak-anak pun silih berganti menghampiri jejeran buku mewarnai, bermain puzzle huruf dan angka. Di sampingnya, anak-anak didampingi oleh para pemuda yang tergabung dalam SRM Kalteng. Anak-anak juga bisa memperoleh les bahasa Inggris gratis yang diajar langsung oleh anggota SRM Kalteng maupun volunteer dari kalangan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas tersebut menekankan gaya belajar yang cair dengan diselingi bercanda dan bermain. Anak-anak pun tidak bosan dan dapat belajar sesuai kebutuhan.

Pendidikan Alternatif bagi Anak-Anak Marginal

Sekolah Rakyat Merdeka ini dibangun sejak tahun 2021 di Kalimantan Selatan. Kemudian dikembangkan di Kalimantan Tengah sejak 2023. SRM Kalteng menawarkan pendidikan alternatif dengan menekankan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara, yakni pendidikan yang membebaskan.

Wira membawa semangat untuk mencerdaskan literasi anak-anak di Palangka Raya, utamanya bagi anak-anak yang kurang mampu dan terpinggirkan. Ada pula orang tua yang sengaja membawa anaknya setiap Minggu ke taman bawah jembatan untuk ikut belajar.

"Sekolah rakyat ini juga sebagai ruang belajar alternatif. Dimana anak-anak dari pedagang kaki lima disekitar taman, anak-anak yang putus sekolah, anak-anak para pengamen dan anak -anak yang berada di bantaran sungai bisa tetap belajar," terang Wira.

Wira berharap komunitas tersebut dapat membawa dampak positif dari banyak sisi. Selain sebagai ruang belajar yang ramah anak, SRM Kalteng juga diharapkan dapat menjadi pendorong anak muda di Palangka Raya untuk andil dalam meningkatkan literasi anak, khususnya anak-anak yang kurang mampu.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads