Kondisi jalan di Desa Taras, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara diketahui dalam kondisi rusak. Jalan sulit diakses karena aspal pecah-pecah dan tak kunjung diperbaiki.
Beberapa hari yang lalu pada Selasa (10/6/2025), warga setempat menggelar aksi bakar ban di area Patung Buaya, Desa Pulau Sapi sebagai bentuk protes atas kondisi jalanan yang belum diperbaiki. Warga memprotes akses jalan yang membahayakan pengguna, khususnya pengendara sepeda motor.
Koordinator aksi, Radang Lukas menjelaskan bahwa kerusakan jalan tersebut telah menyebabkan banyak kecelakaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalan terpotong cukup tinggi dan hanya diisi kerikil, sehingga rawan kecelakaan. Pagi tadi ada ibu dan anak yang jatuh dari motor," ujar Radang kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).
Menurut Radang, banyak warga yang menjadi korban, termasuk yang mengalami patah tulang akibat kondisi jalan tersebut.
"Kami ingin perusahaan segera mengaspal jalan ini. Banyak yang jatuh, meski belum ada korban jiwa," tegasnya.
Jalan yang rusak ini disebut warga merupakan tanggung jawab PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), yang sedang mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah tersebut. Dalam aksi protes, warga juga sempat menahan truk milik PT KJI, yang disebut sebagai subkontraktor PT KHN.
Untuk meredam situasi, mediasi digelar di Polsek Mentarang dengan dihadiri perwakilan PT KHN, PT CU (kontraktor di bawah PT KJI), dan PT KJI. Hasil mediasi, dikatakan Radang, menyepakati bahwa perbaikan jalan akan dimulai pada Senin, 16 Juni 2025, oleh subkontraktor PT CU.
"Kami akan pantau langsung di lapangan," kata Radang.
Tanggapan PT KHN
Sementara itu, Stakeholder Manager PT KHN, Hambar Endro Prabowo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami warga.
"Kami sangat menyesalkan insiden ini dan menyampaikan empati kepada seluruh pihak yang terdampak," ujar Hambar dalam keterangan resmi, Jumat (13/6/2025).
Hambar menjelaskan bahwa perbaikan jalan sedang dilakukan oleh kontraktor PT SCU. Saat ini, penimbunan batu kerikil telah dilakukan sebagai langkah awal sambil menunggu material aspal yang dijadwalkan tiba pada Senin (16/6) mendatang.
"Kami juga akan menambahkan rambu-rambu peringatan keselamatan dan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat berkendara," tambahnya.
Hambar mengklaim sejak tahap awal proses pengerjaan, kontraktor sudah menimbun jalan menggunakan batu kerikil sambil menunggu datangnya aspal. Ia menyebut kontraktor tidak melakukan pembiaran tanpa perbaikan.
Termasuk Hambar mengaku kontraktor segera menindaklanjuti perbaikan titik kecelakaan, pasca kecelakaan pada Senin (10/6) lalu. Ia mengklaim bahwa meski jalan tersebut milik pemerintah daerah, PT KHN turut berkontribusi dalam pemeliharaannya karena digunakan sebagai akses proyek.
"Kontraktor kami telah mendapatkan izin yang diperlukan," katanya.
Ia pun mengatakan PT KHN berkomitmen untuk mempercepat perbaikan jalan. Pihaknya juga berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan guna memastikan kelancaran perbaikan dan mencegah risiko di masa depan.
Menyikapi keluhan warga, Hambar menyampaikan doa pemulihan bagi para korban kecelakaan. "Perbaikan jalan ini menjadi prioritas utama kami agar selesai dengan cepat dan menyeluruh. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami," ucap Hambar.
(aau/aau)