Jalan darat penghubung Malinau-Krayan di Birun-Birun, Kabupaten Malinau, putus akibat longsor. Jalan tersebut memerlukan penanganan segera.
Longsor yang terjadi di tengah hutan itu diperkirakan merusak ruas jalan sepanjang sekitar 50 meter sehingga menyulitkan mobilitas warga. Terutama karena jalur ini menjadi satu-satunya alternatif darat menuju Krayan setelah Bandara Krayan Selatan ditutup.
Yusen Pelaban, warga Long Semamu mengungkapkan tantangan yang dihadapi warga. "Di daerah Birun-Birun ini, saya tidak tahu pasti desa atau kecamatannya. Yang jelas masih di Kabupaten Malinau. Panjang longsor kira-kira 50 meter," terangnya, Selasa (3/6/2025)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalur tersebut hanya dilalui orang-orang tertentu yang terpaksa, karena ini satu-satunya jalan alternatif ke Krayan. Apalagi bandara sudah ditutup, mau tidak mau lewat darat dari Malinau," imbuhnya.
Yusen menegaskan urgensi perbaikan jalan. "Putusnya akses Jlan Malinau-Krayan akibat longsor memerlukan perhatian segera. Jalur ini vital bagi perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat Krayan," imbuhnya.
Ia menambahkan lokasi longsor yang berada di tengah hutan menyulitkan pelaporan resmi ke pemerintah desa atau kecamatan, sehingga respons cepat dari pemerintah daerah sangat diperlukan. Kondisi diperparah dengan penutupan Bandara Krayan Selatan, yang memaksa warga mengandalkan jalur darat berisiko tinggi melalui hutan.
"Jalur ini penuh tantangan. Hanya kendaraan tertentu yang bisa lewat, itu pun dalam kondisi terbatas," tambah Yusen.
Masyarakat Krayan berharap pemerintah segera bertindak. "Impian kami, jalan Malinau-Krayan ini segera diperbaiki dengan serius. Ini harapan besar masyarakat di perbatasan," tutup Yusen.
(sun/des)