Kata Pakar soal Baliho Ajakan Investasi ke Kaltara Viral

Kata Pakar soal Baliho Ajakan Investasi ke Kaltara Viral

Oktavian Balang - detikKalimantan
Senin, 09 Jun 2025 16:03 WIB
Baliho viral Kaltara
Foto: Tangkapan layar instagram @kaltara_24jam
Tarakan -

Sebuah baliho bertuliskan 'Come Invest in North Kalimantan' yang mencatut foto dan nama Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal Paliwang sempat ramai di media sosial. Dilihat tim detikKalimantan dari akun instagram @kaltara_24jam, mengunggah sebuah foto dan tautan yang sempat viral di X.

Baliho tersebut diketahui difoto oleh warganet di sekitar jalan Tol Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Foto baliho tersebut sempat jadi viral sebab dianggap tak punya dampak efektif.

Seperti diketahui, baliho tersebut seolah mengajak berinvestasi di Kaltara, namun gambar yang ditampilkan ialah foto Gubernur. Belum diketahui pasti apakah baliho tersebut memang sengaja dipasang oleh Pemprov Kaltara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, hal ini memantik perhatian Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kaltara, Irsyad Sudirman. Sebagai akademisi, ia melihat penggunaan baliho tak cuma mencemari estetika, tapi juga jadi berdampak pada penilaian tata kelola pemerintahan yang kolaboratif.

Irsyad mengkritisi peletakan dan cara komunikasi melalui baliho yang tidak efektif. "Ini menunjukkan kepala daerah tidak memahami pengelolaan pemerintahan kolaboratif," ujarnya, Senin (9/6/2025).

Menurutnya, seorang pemimpin seharusnya fokus pada kerja nyata bukan mencari perhatian melalui media visual. Salah satu langkah yang paling memungkinkan, kata dia, ialah fokus untuk mengerahkan kolaborasi pentahelix.

Irsyad menegaskan bahwa solusi pembangunan Kaltara tidak terletak pada baliho, melainkan pada pendekatan kolaboratif. Sehingga pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, akademisi, dan media dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun Kaltara.

"Tidak perlu spanduk atau baliho. Kolaborasi pentahelix adalah cara efektif untuk mengelola pemerintahan dan investasi daerah," ucap Irsyad.

"Memimpin itu butuh visi, harga diri, dan kemampuan diplomasi. Tanpa tiga karakter ini, kepemimpinan hanya jadi warisan kosong," sambungnya.

Namun, realitas di lapangan menurut Irsyad malah menunjukkan sebaliknya. Ia menyoroti bahwa banyak kepala daerah di Kaltara masih terjebak pada pola kepemimpinan yang mengutamakan popularitas.

Dalam catatannya, Irsyad melihat pola komunikasi ini hanya puncak gunung es dari tantangan kepemimpinan di Kaltara. Irsyad menilai, minimnya kemampuan kepala daerah dalam melobi proyek strategis nasional seperti pembangunan di Krayan atau usulan Daerah Otonom Baru (DOB), menjadi hambatan besar.

"Gubernur saat ini tidak mampu melobi langsung ke presiden. Akibatnya, banyak potensi daerah yang terhambat," kata dia.

Belum lagi dengan pengoptimalan Sumber Daya Manusia (SDM). Irsyad pun menekankan pentingnya gubernur memperjuangkan Dana Bagi Hasil (DBH) daerah secara maksimal.

"Bukan hanya soal popularitas, tapi bagaimana memikirkan keberlanjutan pembangunan," tutur Irsyad.

Sementara itu, viralnya baliho gambar Gubernur Kaltara itu juga memancing komentar warga setempat. Seperti Warga Tarakan, Andi (34) yang mengaku pemasangan baliho tak efektif.

"Kalau isinya cuma pencitraan, buat apa? Kami butuh solusi nyata, bukan spanduk besar-besar," kritiknya saat ditemui di Pasar Gusher, Tarakan.

Selain itu ada pula Fitri (28), pegawai swasta di Nunukan yang menilai baliho tersebut tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat.

"Kami ingin tahu rencana pembangunan, bukan foto pejabat dengan slogan kosong," katanya.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads