Di tengah gemuruh mesin perahu 500 cc dan deru air Sungai Lamandau, seorang ibu rumah tangga dari Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mencuri perhatian netizen lewat konten-konten 'balap ketinting'.
Mega Anggraini, yang akrab disapa Mama Racing ini memiliki hobi pembalab menggunakan perahu ketinting.
Awalnya, Mega memang suka bermain motor balap. Sementara suaminya, Muhammad Saripudin atau yang akrab disapa 'Papung' hobi mengutak-atik perahu ketinting. Kemudian dia jadi tertarik untuk mencoba balapan menggunakan perahu tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu suami yang suka nyetting perahu, dia suka bikin-bikin perahu. Nah karena badannya keberatan, aku bilang biar aku aja yang jadi joki," ujarnya.
"Balap di air itu beda, lebih laju, lebih menantang. Mesin 500 cc-nya bikin adrenalin terpacu," imbuhnya.
Bersama Papung, Mega membagikan konten-konten balap ketintingnya ke media sosial. Mega mengatakan bahwa selama ini suaminya lah yang menjadi kameramen.
"Suami yang ngerekam, ngejar aku pakai ketinting lain. Harus imbang kecepatannya, soalnya kalau nggak cepat, nggak kekejar!" ungkap Mega.
Konten-konten tersebut diunggah di akun Instagramnya, @mega_rustan. Terlihat di media sosialnya, Mega unjuk kebolehan menarik gas perahu dengan laju di tengah luasnya sungai Lamandau.
![]() |
Harapan Besar untuk Balap Ketinting
Mega memiliki mimpi untuk menjadi seorang atlet olahraga air. Ia biasanya berlatih dan membuat konten di sore hari, saat sungai lebih tenang dan aman.
Kini ia tengah bersiap untuk ikut turnamen balap ketinting yang rencananya digelar pada Agustus 2025 di Kotawaringin Lama.
"Insya Allah, ini turnamen besar, open untuk peserta dari mana saja," ujarnya.
Mega punya harapan besar untuk olahraga air ini agar dikenal masyarakat lebih luas.
"Harapannya, ketinting dari Kalimantan ini bisa dikenal, nggak cuma di sini, tapi sampai luar pulau. Thailand kan terkenal dengan perahu balapnya, kenapa Indonesia nggak?" katanya penuh semangat.
Meskipun belum mendapat perhatian dari pemerintah. Ia berharap balap ketinting mendapat tempat di hati masyarakat, seperti halnya balap mobil atau motor di darat.
Menurutnya, Kalimantan dengan sungai-sungai besar seperti Sungai Lamandau, menjadi area yang ideal untuk balap ketinting. "Sungai di sini besar, bersih dan cocok untuk balapan," terangnya.
Balap ketinting bukan sekadar soal kecepatan. Menurut Mega, keseimbangan adalah kunci. "Gas di kanan, kemudi di kiri. Kalau lengah sedikit, bisa melayang atau kebalik. Hentakan mesinnya kuat, tangan harus kuat pegang kemudi," ungkapnya.
Perahu ketinting memiliki spesifikasi yang berbeda dengan perahu tradisional.
Ketinting mulanya memang dirancang untuk kecepatan tinggi. Ia memiliki bodi, mesin, dan kipas balap khusus yang membuatnya dapat melesat laju di air.
Mama Racing bukan hanya menjadi inspirasi bagi ibu-ibu di Kalimantan, tetapi juga simbol bahwa tak ada batasan untuk mengejar passion, bahkan di lintasan air yang penuh tantangan.
"Namanya juga emak-emak, tenaganya harus kuat!" pungkasnya sambil tertawa.
(bai/bai)