Pemkot Tarakan Ungkap Hasil Lab Dugaan BBM Oplosan

Pemkot Tarakan Ungkap Hasil Lab Dugaan BBM Oplosan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Kamis, 05 Jun 2025 13:29 WIB
Analis Kebijakan Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Tarakan Retno Dwi Arini.
Sampel BBM yang diduga oplosan di Tarakan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Hasil uji laboratorium terkait dugaan bahan bakar minyak (BBM) di empat SPBU Tarakan sudah keluar. Disebutkan bahwa sampel BBM yang diteliti dinyatakan normal.

Hal ini disampaikan oleh Analis Kebijakan Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Tarakan, Retno Dwi Arini dalam forum diskusi bertajuk 'Dialektika Progresif' yang digelar BEM UBT di Doremi, Rabu (4/6/2025) malam. Menurutnya, Pemkot mendapatkan hasil uji lab tersebut dari Pertamina.

"Uji lab yang diperoleh, dari kilang dan Lemigas bersifat normal. Nilainya di ambang batas bawah dan atas. Yang diuji lab tidak terindikasikan barang logam," kata Arini dalam diskusi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun diskusi tersebut dihadiri oleh Ombudsman RI, akademisi UBT, dan Pemkot Tarakan. Pihak Pertamina telah diundang namun tidak hadir.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (BEM UBT) Ndaru Teguh Prakoso menyayangkan sikap Pertamina yang dinilai tidak transparan. Menurutnya pengujian BBM itu seharusnya dilakukan oleh lembaga independen yang tidak terafiliasi dengan Pertamina.

Terpisah, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Pemkot Tarakan, Ajat Rachmat, mengungkapkan bahwa pihaknya turut mengambil sampel dari SPBU di Tarakan. Namun dia tidak dilibatkan dalam proses uji lab karena dilakukan di laboratorium Lemigas dan Kilang Minyak Balikpapan.

"Yang mengirim sampel adalah Pertamina, sehingga kami tidak menyaksikan apakah sampel yang kami ambil benar-benar diuji," ujar Ajat, Rabu (4/6/2025) malam.

Menindaklanjuti aduan masyarakat, Pemkot Tarakan menggelar rapat tertutup pada 3 Juni 2025 untuk meminta langkah humanis dari Pertamina, seperti kompensasi bagi konsumen yang kendaraannya rusak akibat BBM. Namun, Pertamina disebut menolak memberikan kompensasi atau mendirikan bengkel khusus.

"Informasi yang kami terima, mereka tidak bisa membuat bengkel atau kompensasi, tapi hanya memberikan promo produk saat hari besar nasional," kata Ajat.

Pemkot Tarakan menegaskan akan memantau terus kualitas BBM dan mengambil tindakan apabila ditemukan kasus semacam ini lagi ke depannya.

"Kami akan terus melakukan monitoring dan pengawasan. Jika perlu, kami akan ambil sampel di lapangan untuk memastikan kualitas BBM," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, isu BBM oplosan di Tarakan mencuat setelah sejumlah bengkel melaporkan kerusakan kendaraan yang diduga akibat kualitas BBM buruk. Delapan sampel BBM jenis Pertamax dan Pertalite sebelumnya telah diambil dari empat SPBU di Tarakan, yakni SPBU Mulawarman, Gunung Lingkas, Ladang, dan Depot Pertamina.




(bai/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads