Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan menindaklanjuti keluhan masyarakat soal kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang diduga menyebabkan kerusakan mesin kendaraan. Sidak dilakukan di SPBU di Jalan Mulawarman dan bengkel tak jauh dari situ.
Sidak di SPBU bertujuan untuk memeriksa BBM jenis Pertalite dan Pertamax. Sementara bengkel yang didatangi adalah bengkel yang melaporkan banyak kendaraan bermasalah. Temuan awal menunjukkan solar yang keruh dengan kandungan serbuk, memicu langkah sampling lebih lanjut.
Analis Kebijakan Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Tarakan, Retno Dwi Arini, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa tangki bahan bakar dan tempat penampungan BBM di SPBU Mulawarman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan pantauan, semua berjalan sesuai SOP. Kadar kepekatan BBM atau density berada di angka 0,75, dalam rentang aman antara 0,715 hingga 0,75," ujar Retno kepada detikKalimantan, Jumat (11/4/2025).
Untuk memastikan kualitas, BBM diuji dengan mencampurkannya bersama air. Hasilnya, air dan BBM tidak bercampur, menunjukkan kontras yang jelas dan kepekatan yang berbeda.
"Ini menandakan BBM yang diperiksa sesuai standar awal," tambahnya.
Namun, kunjungan ke bengkel Toyota mengungkap hasil yang berbeda. Seperti yang dilaporkan pihak bengkel, terdapat serbuk dalam BBM dari tangki kendaraan.
"Kami menemukan BBM yang diambil dari mesin kendaraan ternyata keruh dan mengandung serbuk," ungkap Retno.
Bengkel tersebut melaporkan empat unit kendaraan roda empat masuk pada hari itu, setelah sebelumnya ada lima unit dengan keluhan serupa, yakni mesin rusak yang diduga akibat kualitas BBM.
"Kami belum bisa pastikan totalnya karena data masih dikumpulkan. Tapi, keluhan turun mesin ini diduga berkaitan dengan BBM," kata Retno.
Untuk investigasi lebih lanjut, Pemkot telah mengambil sampel BBM dari SPBU Mulawarman. Mereka akan meminta bantuan pihak yang kompeten untuk memeriksa sampel tersebut.
"Sebelumnya, sampling serupa sudah dilakukan sebulan lalu dan diuji di Lemigas, tapi hasilnya belum keluar," jelasnya.
Retno menambahkan Lemigas mengontrol kualitas BBM se-Indonesia, sehingga prosesnya memakan waktu. Pemkot berencana mengirim surat resmi untuk mempercepat hasil pengujian, terutama jika keluhan di Tarakan terus bertambah.
"Kami juga akan tarik data soal jumlah kendaraan yang terdampak untuk memperkuat laporan. Kontrol seperti ini akan terus kami lakukan di sejumlah SPBU demi memastikan BBM yang beredar aman," tegas Retno.
(des/des)