Acara perpisahan SMAN 1 Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) viral di media sosial lantaran diduga digelar di kelab malam. Pihak sekolah pun memberi penjelasan dan menyebut adanya miskomunikasi mengenai lokasi acara.
Kejadian itu pun telah menjadi atensi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel. Bupati Banjar juga turut buka suara dan menyayangkan penyelenggaraan acara yang tidak sesuai dengan kultur Banjar.
Penjelasan Kepala Sekolah
Dikutip detikcom dari Antara, Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk Elly Agustina membenarkan adanya acara perpisahan tersebut. Dia mengaku telah dipanggil oleh pihak Disdikbud dan mendapat teguran secara lisan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada Rabu (14/5) saya dipanggil Kepala Bidang SMA Disdikbud Kalsel, saya mendapat teguran lisan berupa peringatan keras agar kejadian ini tidak terulang kembali, dan jika terulang maka mendapatkan sanksi yang lebih berat," ujar Elly, Sabtu (17/5/2025).
Elly mengungkapkan perpisahan itu diikuti oleh 180 siswa kelas XII. Acara dimulai pukul 08.00 Wita hingga 12.05 Wita. Elly menyebut kegiatan perpisahan di luar sekolah ini merupakan permintaan dari para siswa.
Namun, dia mengakui adanya kesalahan komunikasi antara siswa dan pihak sekolah sehingga menyebabkan muncul narasi yang viral di media sosial. Adapun acara tersebut diinisiasi oleh panitia yang dibentuk secara mandiri oleh siswa, dengan pendampingan panitia yang dibentuk oleh pihak sekolah.
Tak Tahu Lokasi Ternyata Kelab Malam
Selaku kepala sekolah, Elly memberikan izin kepada para siswa untuk mengadakan acara perpisahan di Hexagon Banjarmasin. Elly mengaku tidak tahu bahwa lokasi acara itu adalah tempat hiburan malam. Yang dia tahu, Hexagon merupakan sebuah kafe dan restoran.
Pihak sekolah juga dinilai lalai menggelar perpisahan di restoran atau kafe karena tidak sesuai dengan surat edaran (SE) yang diterbitkan Disdikbud Kalsel. SE menyebut acara perpisahan hanya diperbolehkan di gedung milik pemerintah. Sementara kafe dan restoran yang menjadi lokasi perpisahan siswa SMAN 1 Sungai Tabuk merupakan milik swasta.
Untuk penyelenggaraan acara, Elly menyebut pihak sekolah telah membentuk panitia. Namun, para siswa ternyata juga membentuk panitia sendiri. Pihak sekolah tidak melarang kepanitiaan oleh siswa. Permintaan siswa untuk mengadakan perpisahan di luar sekolah pun diloloskan.
Guru hingga Pengawas Dampingi Acara
Elly pun menegaskan kegiatan perpisahan di Hexagon berjalan di bawah pengawasan para guru. Pihak sekolah juga mengundang Polsek Sungai Tabuk dan pengawas pembina SMA dari Disdikbud Kalsel untuk menjaga situasi agar kondusif.
"Selama acara di Hexagon, guru mendampingi meskipun siswa sudah membentuk panitia secara mandiri. Kesalahannya adalah kami kurang koordinasi dalam kegiatan ini, sehingga menyebabkan banyak asumsi di publik," tutur Elly.
Disdikbud Kalsel Tegur, Bupati Banjar Geram
Kasus ini sendiri masih didalami Disdikbud. Plt Kepala Disdikbud Kalsel M Syarifuddin menegaskan akan menjatuhkan sanksi tegas apabila dalam penyelidikan terdapat unsur kesengajaan dan kelalaian dari pihak sekolah melaksanakan perpisahan di kelab malam.
Syarifuddin juga berjanji akan menyelesaikan persoalan ini secepatnya, mengingat peristiwa ini sudah viral di media sosial dan menimbulkan kontroversi.
"Sudah ada kejadian, saya mengimbau sekolah lain tidak melakukan hal yang sama. Kami tidak segan-segan memberikan sanksi tegas, acara perpisahan sekolah yang sederhana sajalah," ujar Syarifuddin.
Bupati Banjar Saidi Mansyur turut menyesalkan pelaksanaan perpisahan harus di sebuah kelab malam. Menurutnya ini tidak sesuai dengan budaya setempat dan tidak pantas dilakukan oleh siswa yang notabene masih di bawah umur.
"Ini tidak sesuai dengan kultur dan nilai-nilai yang dijunjung di Kabupaten Banjar," tegas Saidi, Sabtu (17/5/2025).
Kendati acara dilaksanakan pada siang hari dan turut diikuti para dewan guru, Saidi tetap menyesalkan pemilihan lokasi dan konsep yang diusung dalam perpisahan itu. Menurut Saidi, para guru seharusnya lebih selektif dalam menentukan lokasi perpisahan.
"Kita tidak ingin hal serupa terulang," sebutnya.
(des/des)