Komitmen Bupati Kukar Rawat Budaya Nutuk Beham sebagai Warisan Leluhur

Komitmen Bupati Kukar Rawat Budaya Nutuk Beham sebagai Warisan Leluhur

Muhammad Budi Kurniawan - detikKalimantan
Senin, 12 Mei 2025 17:31 WIB
Tradisi Nutuk Beham di Kutai Kartanegara.
Tradisi Nutuk Beham di Kutai Kartanegara. Foto: Muhammad Budi Kurniawan/detikKalimantan
Kutai Kartanegara -

Di tengah laju modernisasi dan arus budaya global, Desa Kedang Ipil di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) justru tampil sebagai penjaga garda depan tradisi.

Salah satu warisan yang tetap lestari dan sarat makna adalah Nutuk Beham, sebuah ritual panen padi ketan muda yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kutai Adat Lawas di Kecamatan Kota Bangun Darat, Desa Kedang Ipil. Tak sekadar upacara adat, Nutuk Beham adalah peristiwa budaya yang mengandung nilai spiritual, solidaritas, dan identitas lokal yang kuat.

Ritual yang dilaksanakan secara swadaya oleh seluruh lapisan masyarakat ini menandakan rasa syukur atas hasil panen sekaligus mempererat ikatan sosial. Nutuk Beham diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kemendikbud pada 2021. Sejak saat itu, daya tarik Nutuk Beham justru makin meluas hingga ke luar daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Kukar Edi Damansyah menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian tradisi ini dan berbagai kekayaan budaya lainnya di wilayah Tanah Kuta. Ia menyebut Nutuk Beham bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan cerminan dari kehidupan kultural yang tumbuh dari desa dan harus dijaga

"Bersama kita tahu nutuk beham ini tradisi dari leluhur sampai sekarang keberadaannya masih dijaga oleh masyarakat di Desa Kedang Ipil," ucap Edi, Minggu (11/5/2025).

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemkab Kukar telah menyiapkan berbagai program berkelanjutan, seperti Kukar Kaya Festival dan Kukar Berbudaya, yang akan terus berjalan hingga lima tahun ke depan.

"Kami fasilitasi dari hulu ke hilir, mulai dari pembentukan Pokdarwis, penguatan sanggar tari, sampai pelatihan generasi muda, sudah tertuang dalam program kukar Kaya Festival dan Kukar Berbudaya," kata Edi.

Menurutnya, keberhasilan menjaga budaya adalah hasil kerja kolektif antara masyarakat dan pemerintah. Yang menarik, tradisi dan seni di Kedang Ipil tidak hanya berhenti pada generasi tua.

"Ada pola pembinaan dari generasi ke generasi yang terus berjalan. Bahkan anak-anak SD sekarang sudah diajarkan tari budaya lokal seperti tari Tai dan tari Dayak," ungkapnya.

Bupati Edi pun menyampaikan apresiasi terhadap masyarakat Kedang Ipil yang telah menjaga ritus budaya dengan penuh semangat. Ia menyebut desa ini sebagai salah satu contoh terbaik bagaimana tradisi lokal bisa tetap hidup, relevan, dan mendatangkan kebanggaan daerah.

"Mereka itu bagus sekali. Kerja budaya seperti ini harus terus dijaga karena nilainya luar biasa untuk jati diri kita," pungkasnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads