Sekelompok pelari di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menggelar trail run perdana di kawasan kebun kelapa sawit pada 1 Mei 2025. Trail run itu menjadi langkah awal mereka untuk menjajal medan off-road yang menantang, sekaligus sebagai latihan bagi salah satu anggota yang akan mengikuti Rinjani Trail Run di Lombok pada 18 Mei 2025.
Dengan jarak 7,8 kilometer dan elevasi 200-300 meter, trail run ini menawarkan pengalaman baru bagi para peserta yang biasanya berlari di jalan aspal kota. Narasumber yang akrab disapa Ko Ded menjelaskan inisiatif trail run ini berawal dari keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru dan menantang.
"Kemarin kita mau coba-coba hal yang baru, pengen yang menantang juga, makanya kita pergi ke Kelapa Sawit coba medan lah," ujarnya, Selasa (13/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pendorong kegiatan ini adalah kebutuhan latihan seorang rekan yang akan mengikuti Rinjani Trail Run sepanjang 28 kilometer, sehingga mereka memilih kebun kelapa sawit sebagai lokasi latihan karena memiliki jalur poros yang telah dirapikan alat berat. Kegiatan ini diikuti empat pelari, salah satunya seorang karyawan yang paham medan kebun kelapa sawit.
"Kemarin kami punya rute itu jaraknya sekitar 7,8 kilometer dengan elevasi 200-300 meter," ungkap Ko Ded.
Berbeda dengan lari di aspal, trail run di kebun kelapa sawit menghadirkan tantangan berupa medan tanah liat, perbukitan, dan jalur menanjak yang menyerupai pendakian gunung.
"Kalau trail run itu banyak medannya, tanah liat, perbukitan, gunung-gunung gitu lah, dan suasananya lebih asri, nggak terlalu rame, karena kita banyak di hutan," tambahnya.
Menurut Ko Ded, pengalaman trail run jauh lebih menyenangkan dibandingkan lari di kota. "Kesannya lebih asik lah, trail run kayaknya nih, karena experience baru. Selama ini kita lari di kota, pemandangannya gitu-gitu aja, kalau di trail run ini kan hijau-hijau, ada pohon sawit, pohon hutan, pohon liar gitu," katanya.
Ia juga menyebutkan berlatih di medan berat seperti perbukitan membuat lari di jalan datar terasa lebih mudah. Trail run membutuhkan persiapan khusus, terutama latihan otot paha dan kaki untuk menghadapi tanjakan.
"Tantangannya lebih banyak menanjak sih, dan gunung yang dilalui lumayan. Saran kami, latih otot paha, otot betis, sama perbanyak latihan lari," ujarnya.
Selain itu, sepatu yang digunakan juga berbeda. "Kalau di aspal pakai sepatu polos, empuk, atau yang karbon. Kalau trail run, sepatunya bergigi biar bisa mencengkeram tanah, jadi pas menanjak atau turun nggak perosot," tambahnya.
Meski baru pertama kali digelar, kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta. Ko Ded menyebutkan mereka berencana mengulang trail run di kebun kelapa sawit pada hari libur berikutnya, mengingat jalur tersebut hanya bisa digunakan saat tidak ada aktivitas perkebunan.
Untuk saat ini, kegiatan trail run di Bulungan masih dilakukan secara perorangan, belum terbentuk komunitas resmi. "Kami masih perorangan sih, belum ada komunitas trail running di Kaltara. Tapi kalau ada yang berminat bergabung, kita ajak untuk coba sensasinya," kata Ko Ded.
Ko Ded juga berbagi pengalamannya di dunia lari yang telah digeluti sejak 2022. Ia dan rekan-rekannya kerap mengikuti event lari lokal seperti Bekipor K3 di Bulungan, serta event nasional seperti Maybank Marathon di Bali, Borobudur Marathon, Jakarta Marathon, hingga ultra-marathon.
Namun, trail run menjadi pengalaman baru yang menurutnya sangat berbeda dari lari di aspal. Terkait dunia lari di Bulungan, Ko Ded menyampaikan kurangnya arena jogging yang layak menjadi kendala bagi pelari.
"Kalau ada pemerintah yang menyediakan arena jogging yang lebih layak, kita lebih senang. Sekarang mau nggak mau kita lari di pinggir jalan, sedikit berbahaya, makanya kita usahakan ikuti aturan, lari di pinggir," katanya.
Ia berharap ke depan ada fasilitas khusus untuk menyalurkan hobi lari, baik di jalan raya maupun untuk trail run. Untuk pelari pemula yang ingin mencoba trail run, Ko Ded menyarankan untuk mempersiapkan fisik dengan baik dan tidak memaksakan diri.
"Kalau nggak ada latihan, rute apapun pasti terasa berat. Mulai pelan-pelan, latih otot, dan nikmati pemandangannya," pesannya.
(sun/des)