Sejumlah atlet binaraga Malang, Jawa Timur, mengkonsumsi ayam tiren (ayam yang tak layak dimakan) untuk memenuhi kebutuhan protein. Dana minim jadi alasan melakukannya.
Salsa Hafidz Firmansyah (22), atlet binaraga asal Lawang, Kabupaten Malang, mengungkapkan dirinya berlatih untuk persiapan Proprov Jatim 2025. Sudah sekitar satu bulan mengkonsumsi ayam tiren. Hal itu terpaksa dilakukan karena tidak cukup dana untuk membeli daging ayam dalam kondisi baik.
"Kita putuskan membeli ayam tiren untuk memenuhi kebutuhan protein kami," ujar Salsa Hafidz kepada wartawan, Kamis (8/5/2025), dilansir detikJatim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 12 atlet binaraga yang tergabung dalam Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang yang akan mengikuti ajang Porprov Jatim IX 2025, 7 di antaranya mengkonsumsi ayam tiren setiap hari sejak sebulan yang lalu.
"Dari segi rasa tetap sama. Cuma perbedaannya ada pada warna dagingnya. Daging ayam tiren lebih merah dibanding ayam yang disembelih," sebut atlet bertinggi 180 cm dan berat badan 88 kilogram ini.
Calon atlet yang juga akan turut berlaga di Porprov Jatim IX 2025, Ikbal Dwi Ramadan (21) warga Kecamatan Lawang, menyampaikan hal sama. Dia sudah 3 bulan terakhir mengkonsumsi ayam tiren.
"Agar kebutuhan protein kami tetap tercukupi, tapi dengan biaya yang ekonomis, maka kami mengkonsumsi ayam tiren," katanya terpisah.
Kabar atlet mengkonsumsi ayam tiren ini beredar di media sosial.
Respons Pemkab Malang soal Atlet Konsumsi Ayam Tiren
Plh Sekda Kabupaten Malang Nurman Ramdansyah mengatakan keputusan para atlet binaraga makan ayam mati atau tiren karena harus memenuhi standar gizi sebelum pelaksanaan Porprov Jawa Timur. Hal ini dilakukan sejak 3 pekan terakhir. Dia menyebut ada hambatan komunikasi dengan atlet.
"Mereka tidak mau disamakan dengan atlet cabor lain, menjaga peak (puncak) harus dihitung, '2 minggu sampai di mana performa saya', tiga minggu dan seterusnya, agak sedikit kecewanya sudah saya tuntaskan tadi," jelasnya, Senin (5/5/2025).
Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Malang M. Hidayat berdalih baru dapat mencairkan dana anggaran cabor, karena proses verifikasi dan validasi.
Hidayat menyebut, total anggaran yang telah dicairkan sebanyak Rp 3 miliar untuk 63 cabor.
"Sekarang sudah cair, sudah dicek, kecuali Bank Jatim tidak mau berisiko bila mana tidak aktif rekeningnya," kata Hidayat.
(trw/trw)