Wali Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Tjhai Chui Mie, mengadopsi kebijakan pelatihan di barak militer kepada siswa 'nakal'. Kebijakan kontroversial itu sebelumnya dicetuskan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Tjhai Chui Mie mengambil kebijakan untuk memberikan pembinaan karakter anak-anak nakal, salah satunya bagi mereka yang suka balapan liar. Anak-anak pelaku balapan liar akan dikirim ke Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) XII/Tanjungpura (Tpr) di Jalan Pasir Panjang, Kecamatan Sedau untuk menjalani program pembinaan karakter.
"Kami mengambil langkah ini sebagai bentuk keseriusan Pemkot Singkawang untuk menertibkan aksi balap liar," kata Tjhai Chui Mie kepada wartawan, Senin (5/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, sejumlah anak usia remaja sebagai pelaku balapan liar di jalan raya telah diamankan oleh kepolisian pada Jumat (2/5) malam.
Tjhai Chui Mie yang mengaku geram terhadap maraknya aksi balap liar ini kemudian turun ke lapangan. Ia kemudian meminta anak-anak pelaku balap liar dikumpulkan di Aula Kantor Wali Kota Singkawang. Orang tua mereka pun diminta untuk hadir.
Kepada anak-anak pelaku balap liar beserta orang tuanya, Tjhai Chui Mie menyampaikan rasa jengkelnya terhadap aksi balap liar yang terjadi pada jam istirahat. Yakni antara pukul 00.00 WIB hingga 02.00 WIB.
"Warga juga menyampaikan ke kami, mereka mengeluh karena merasa terganggu dari kebisingan balap liar di waktu mereka ingin beristirahat," katanya.
Karena itulah, Tjhai Chui Mie kemudian melakukan rapat koordinasi lintas instansi dan memutuskan untuk mendata para pelaku balap liar. Setelah didata, anak-anak ini akan dikirim untuk mendapat program pembekalan bela negara.
"Anak-anak ini akan dikirim ke Rindam XII/Tanjungpura untuk mendapatkan program pembekalan bela negara dari TNI dan Polri. Saya sendiri juga mungkin akan turun langsung sebagai narasumber," kata dia.
Dalam beberapa kali operasi atau razia, sebanyak 81 remaja berhasil diamankan. Sebanyak 48 di antaranya adalah pelaku balap liar, 29 remaja kedapatan menggunakan knalpot brong dan 4 remaja selaku penonton balap liar.
Pada kesempatan kali ini, sebanyak 16 pelajar dan 12 remaja putus sekolah pelaku balap liar dihadirkan bersama para orang tua/wali dari masing-masing.
Remaja yang diamankan telah didata dan akan didaftarkan untuk dibina. Berdasarkan data, sebanyak 49 dari 81 remaja yang m siap mengikuti program pembekalan di Rindam XII/Tpr.
Meski dilatih di Rindam XII/Tpr, Tjhai Chui Mie memastikan program ini bukanlah pelatihan militer. Melainkan pembinaan untuk membentuk kedisiplinan dan pola pikir yang lebih baik.
Dalam waktu tertentu, pelaku balap liar ini nanti akan tinggal sementara di kamp Rindan. Mereka akan dilatih disiplin seperti belajar bangun pagi dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Letnan Infanteri Mahmudi perwakilan dari Rindam XII/Tpr juga memastikan bahwa pembekalan nantinya akan difokuskan pada pembentukan karakter, bukan pelatihan militer.
Ia menyebutkan, para pelaku balap liar sebagai aset bangsa yang perlu diarahkan ke jalan yang benar. Pelaku balap liar ini, kata dia, hanya ingin menunjukkan jati diri, tapi dengan cara yang keliru.
"Maka dari itu, tugas kami adalah membina mereka agar memahami pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan cinta terhadap diri sendiri, keluarga, serta Kota Singkawang," tutupnya.
(des/des)