Komunitas Sekolah Rakyat di Kalimantan Tengah menyoroti program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Komunitas yang fokus pada pendidikan bagi kaum marginal ini menekan komitmen dan keseriusan pemerintah pada pembangunan Sekolah Rakyat yang dijalankan melalui menteri sosial tersebut.
Founder Sekolah Rakyat Wira Surya Wibawa mengingatkan agar program nasional ini tidak hanya menjadi proyek berumur pendek yang berhenti begitu saja di tengah jalan.
"Jika Sekolah Rakyat tidak dipagari oleh landasan hukum dan komitmen yang kuat, ia bisa nasibnya seperti program-program besar lain yang berumur pendek," terangnya kepada detikKalimantan, Rabu (16/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menekankan penyelenggaraan program Sekolah Rakyat gagasan Prabowo tidak sekedar formalitas, tetapi harus merakyat dan humanis.
"Sekolah Rakyat harus dibangun bukan dengan pendekatan formalistik birokratis, melainkan dengan pendekatan kerakyatan, partisipatif, dan humanis. Mereka harus merasa bahwa sekolah ini milik mereka, bukan sekadar proyek pemerintah," ujarnya.
Baginya program Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi masyarakat miskin jika dijalankan dengan sungguh-sungguh. Di tengah mahalnya pendidikan dan minimnya lapangan pekerjaan, Wira melihat Sekolah Rakyat sebagai jalan keluar.
"Jika dijalankan secara konsisten, Sekolah Rakyat bisa menjadi gerakan pembebasan, bukan sekadar proyek. Ia bisa menjadi simbol kembalinya roh pendidikan Indonesia seperti cita-cita Ki Hajar Dewantara: Pendidikan yang memerdekakan," pungkasnya.
Diketahui, Komunitas Sekolah Rakyat ini berdiri sejak tahun 2021. Diinisiasi di Kalimantan Selatan, komunitas tersebar di beberapa provinsi di Kalimantan.
Agenda Sekolah Rakyat Kalimantan Tengah dilaksanakan setiap hari minggu di bawah Jembatan Kahayan Palangka Raya. Kurikulumnya menyasar bagi anak-anak yang kurang mampu dan sekaligus sebagai pendidikan alternatif selain di sekolah formal.
(des/des)