Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Krisantus Kurniawan geram karena dugaan beredarnya oli palsu di provinsi Seribu Sungai tersebut. Krisantus pun curiga mobilnya juga menjadi korban dari oli palsu buatan China tersebut.
Yang Krisantus sesalkan, oli yang diduga palsu ini mencatut logo Pertamina. Temuan ini awalnya diungkapkan Krisantus dalam Rakerprov di Pontianak pada Minggu (13/4) lalu.
Krisantus mengklaim memiliki bukti oli-oli palsu tersebut serta hasil laboratorium. Dia juga menduga mobilnya sempat menggunakan oli palsu tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya contohnya ada empat kaleng. Saya dapat dari Badan Intelijen Negara (BIN) lengkap dengan penjelasannya, lengkap dengan hasil penelitiannya. Jadi saya pikir ini tidak boleh kita biarkan. Karena ini jelas-jelas sudah merugikan kita. Mungkin saja mobil saya sudah pakai oli (palsu) itu. Kacau itu," ujarnya, Selasa (15/4/2025).
Menurut Krisantus, transaksi oli palsu di Kalbar ini diperkirakan mencapai Rp 85 miliar. Atas kerugian ini, Krisantus mendorong Pertamina segera membuat laporan ke kepolisian.
"Ini (beredar) sudah berbulan-bulan. Maka sudah bisa dihitung transaksi per bulan di Kalbar mencapai Rp 85 miliar. Ini kan jumlah yang luar biasa. Nah Pertamina jangan tinggal diam. Lapor ke kepolisian. Kan Pertamina dirugikan," lanjutnya.
Krisantus menegaskan, selain merugikan Pertamina yang memiliki merek, peredaran oli palsu ini juga membahayakan serta merugikan masyarakat yang memiliki kendaraan.
"Pabrik oli di China sana, tapi menggunakan merek Pertamina. Ini jelas merugikan banyak pihak. Pertamina harusnya cepat bertindak. Jika perusahaan dirugikan tapi diam saja, saya jadi bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?" katanya.
Pertamina Serahkan ke Anak Perusahaan Bidang Oli
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan Edi Mangun mengatakan pihaknya sudah menerima informasi dugaan oli palsu yang mencatut logo Pertamina tersebut. Apabila memang ada unsur pidana, pihaknya akan mengambil langkah hukum.
Namun, Edi menegaskan bahwa produk oli merupakan produk di bawah PT Pertamina Lubricants (PTPL), anak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga (PT PPN), Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero). Untuk itu, menurutnya, laporan dapat disampaikan oleh anak perusahaan terkait.
"Kami berterima kasih kepada Pak Wagub yang telah menemukan oli palsu. Jika ini valid (oli palsu berlabel Pertamina) tentunya sebagai pihak yang brand-nya digunakan, kami akan melakukan dan mengambil langkah hukum," jelas Edi, Selasa (15/4/2025).
"Akan tetapi, kembali lagi ke teman-teman di Pertamina Lubricants. Itu semua dikembalikan lagi ke teman-teman di Pertamina Lubricants untuk mengambil langkah selanjutnya," sambungnya.
Menurut Edi, Pertamina Lubricants selalu mengkampanyekan cara mengidentifikasi keaslian produk. Berikut langkah-langkahnya.
- Periksa tutup pengaman/incap terpasang di tutup 2 inch dan ž inch saat cap seal dibuka. Pastikan incap terpasang di lubang plug dengan kokoh, tidak bekas direkatkan, dan periksa pin pengaman patah saat incap dilepas dari plug.
- Saat tutup botol dibuka, tampilan warna botol bagian dalam berbeda dengan warna bagian luar.
- Pastikan terdapat 8 Digit Nomor di bagian tutup botol dan body botol dengan posisi lurus, tegak dan sejajar.
- Pastikan ada tulisan 'Original' yang halus, dibaca dengan kemiringan 45 (derajat) +/- 5 (derajat).
- Pastikan ada Nomor QR Code terdiri dari 9 karakter (huruf dan angka). Setiap botol pasti memiliki nomor QR Code yang berbeda bila ada nomor QR Code yang sama di dua botol, berarti palsu.
(des/des)