Wagub Kalbar Sebut Kasus Oli Palsu Rp 85 M Per Bulan, Ini Respons Pertamina

Wagub Kalbar Sebut Kasus Oli Palsu Rp 85 M Per Bulan, Ini Respons Pertamina

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Selasa, 15 Apr 2025 17:30 WIB
Ilustrasi Oli
Ilustrasi oli/Foto: Shutterstock/
Pontianak -

Pertamina menanggapi isu peredaran pelumas atau oli palsu di Kalimantan Barat (Kalbar) yang menggunakan mereknya. Sebagaimana disebutkan, transaksi peredaran oli palsu di Kalbar mencapai Rp 85 miliar per bulan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan, Edi Mangun menegaskan pihak Pertamina akan mengambil langkah jika benar ada peredaran oli palsu yang menggunakan mereknya.

"Saya sudah menonton dan mendengar kabar ini. Kami berterima kasih kepada Pak Wagub yang telah menemukan oli palsu. Jika ini valid (oli palsu berlabel Pertamina) tentunya sebagai pihak yang brand-nya digunakan, kami akan melakukan dan mengambil langkah hukum," kata Edi Mengun kepada detikKalimantan, Selasa (15/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, lanjut dia, pemilik wewenang penuh adalah PT Pertamina Lubricants (PTPL) yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga (PT PPN), Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) yang didirikan pada 23 September 2013.

"Kalau diminta komentar, saya berkomentar bahwa itu semua dikembalikan lagi ke teman-teman di Pertamina Lubricants untuk mengambil langkah selanjutnya," ujar Edi Mangun.

PT Pertamina Lubricants menerima pemisahan (spin-off ) Unit Bisnis Pelumas PT Pertamina (Persero) pada 30 Oktober 2013. Pertamina Lubricants bergerak dalam bidang produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, penyaluran, dan pemasaran pelumas, grease, specialities product dan base oil serta bahan bakunya.

Jadi, kata Edi Mangun, yang memiliki kapasitas atau kewenangan membuat laporan jika benar brand digunakan untuk oli palsu adalah pihak Pertamina Lubricants. Pertamina Lubricants tentu memiliki bagian yang bertugas untuk melakukan pengawasan oli melalui identifikasi keaslian produk, uji coba, dan pemantauan kondisi oli.

Cara Mengidentifikasi Keaslian Oli Pertamina

Bahkan selalu dikampanyekan cara mengidentifikasi keaslian produk, yakni periksa tutup pengaman/incap terpasang di tutup 2 inch dan 3/4 inch saat cap seal dibuka, periksa incap terpasang di lubang plug dengan kokoh, tidak bekas direkatkan, dan periksa pin pengaman patah saat incap dilepas dari plug.

Saat tutup botol dibuka, tampilan warna botol bagian dalam berbeda dengan warna bagian luar. Terdapat 8 digit nomor di bagian tutup botol dan body botol dengan posisi lurus, tegak dan sejajar.

Ada tulisan 'original' yang halus, dibaca dengan kemiringan 45 (derajat) +/- 5 (derajat). Nomor QR code terdiri dari 9 karakter (huruf dan angka). Setiap botol pasti memiliki nomor QR code yang berbeda bila ada nomor QR code yang sama di dua botol, berarti palsu.

"Pengawasan dari teman-teman Pertamina Lubricants tentu, tentu diawasi (peredaran oli)," katanya.

Heboh Oli Palsu

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Dalam acara Rakerprov dan IMI Awards 2024-2025 di Pontianak, Minggu (13/4), Krisantus menyampaikan bahwa oli palsu bermerek Pertamina beredar luas di sejumlah wilayah di Kalbar.

Bahkan dia menyebut, transaksi oli palsu yang berasal dari China ini mencapai Rp 85 miliar per bulan. Dia pun meminta Pertamina tidak tinggal diam dan segera membuat laporan. Karena, menurut dia apa yang disampaikan bukan omongan belaka.

"Pertamina jangan tinggal diam dong. Lapor ke kepolisian. Kan Pertamina dirugikan. Ini (beredar) sudah berbulan-bulan. Transaksi oli palsu per bulan di Kalbar mencapai Rp 85 miliar. Ini kan jumlah yang luar biasa," katanya.

Krisantus memiliki bukti oli-oli palsu tersebut. Bahkan hasil laboratorium menyatakan oli yang ada padanya itu palsu.

"Saya punya contohnya ada empat kaleng. Saya dapat dari Badan Intelijen Negara (BIN) lengkap dengan penjelasannya, lengkap dengan hasil penelitiannya. Jadi saya pikir ini tidak boleh kita biarkan. Karena ini jelas-jelas sudah merugikan kita. Mungkin saja mobil saya sudah pakai oli (palsu) itu. Kacau itu," tegasnya.

Krisantus menunjukkan sikap kesalnya. Ia geram karena saat ini peredaran oli palsu berlabel Pertamina beredar luas dan belum ada tindakan. Menurutnya, selain merugikan Pertamina yang memiliki merek, peredaran oli palsu ini juga membahayakan serta merugikan masyarakat yang menggunakannya.

"Pabrik oli di China sana, tapi menggunakan merek Pertamina. Ini jelas merugikan banyak pihak. Pertamina harusnya cepat bertindak. Jika perusahaan dirugikan tapi diam saja, saya jadi bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?" katanya dengan nada kesal.

Ia mendesak Pertamina segera membuat laporan kepolisian untuk mengungkap peredaran oli palsu tersebut. Karena dengan dasar laporan itu maka bisa segera diselidiki, disidik dan diproses hukum siapa saja pelakunya.

"Pertamina jangan diam. Karena ini merugikan masyarakat dan juga Pertamina yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sangat kita banggakan," tutupnya.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads