Jumat (67), seorang tukang kebun di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), memperbaiki jalan di Kelurahan Kampung Enam yang rusak. Dia mengaku perbaikan ini dilakukan dengan uang pribadinya.
Ditemui Sabtu (12/4/2025) lalu, Jumat menambal aspal berlubang dengan semen di Jalan Gunung Amal, Kelurahan Kampung Enam, Tarakan Timur. Lubang tersebut kerap membahayakan pengendara sehingga Jumat pun mengambil inisiatif untuk memperbaikinya.
"Saya hanya tukang kebun, bukan tukang bangunan. Tapi selagi bisa saya tangani, akan saya tangani demi keselamatan orang banyak. Kalau dibiarkan, jalan ini bisa menyebabkan kecelakaan," katanya kepada detikKalimantan sambil mengaduk semen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumat sehari-hari bekerja sebagai tukang kebun di Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan (UBT). Dengan gaji Rp 2 juta per bulan, ia berusaha menyisihkan sebagian demi perbaikan jalan dengan lubang selebar 2 meter tersebut.
"Sudah lama saya rencanakan, tapi dana belum terkumpul," lanjutnya.
Untuk perbaikan jalan itu, Jumat mengaku belum pernah berkoordinasi dengan pihak berwenang seperti RT atau lurah. Dia juga kerap diduga mendapat proyek tersebut dari pemerintah. Namun, Jumat menegaskan hal ini dilakukan sendiri.
"Saya cuma berharap tak ada yang kecelakaan di sini," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua RT 15 Kampung Enam Suryansyah mengaku tak mengenal Jumat sebagai warga setempat. Menurutnya, yang dilakukan Jumat juga beberapa kali dilakukan warga lain.
"Biasa saja, warga di sini juga sering melakukan hal serupa. Di lokasi ini juga tak pernah ada kecelakaan karena jalan berlubang," ujarnya dihubungi detikKalimantan, Senin (14/4/2025).
Pandangan berbeda datang dari Marini, mahasiswi Universitas Borneo Tarakan (UBT). Menurutnya, jalan berlubang cukup berbahaya bagi pengendara, terutama malam hari. Sehingga perbaikan jalan diperlukan segera.
"Apalagi di turunan, siang saja sudah riskan," katanya.
Marini pun mengaku baru mengetahui lubang jalan tersebut telah tertutup semen. Ia menilai aksi Jumat sebagai sindiran keras untuk pemerintah dan berharap aksi tersebut mendapat atensi.
"Jangan anggap lubang kecil tak berbahaya," tutupnya.
(des/des)