Penjarahan Kios Sembako Warnai Insiden Kebakaran Pabrik di Tarakan

Penjarahan Kios Sembako Warnai Insiden Kebakaran Pabrik di Tarakan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Kamis, 20 Mar 2025 10:45 WIB
Warga menjaga kiosnya dari penjarahan saat kebakaran pabrik di Tarakan.
Warga menjaga kiosnya dari penjarahan saat kebakaran pabrik di Tarakan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Kebakaran hebat melanda pabrik pembekuan udang milik CV Baruna Sinar Abadi di Jembatan Bongkok, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat pada Kamis (20/3) sekitar pukul 00.00 Wita. Insiden ini tidak hanya menghanguskan bangunan pabrik, tetapi juga merembet ke satu unit kios sembako di sekitar lokasi.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kota Tarakan Marthen Rombe menyatakan dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari arus pendek listrik. Proses penyelidikan lebih lanjut masih menunggu keterangan resmi dari pihak berwenang.

"Titik api pertama kali muncul dari atas atap pabrik, sehingga kami menduga ini akibat arus pendek. Namun, untuk kepastiannya, itu ranah kepolisian," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya pemadaman melibatkan tiga unit mobil pemadam kebakaran, satu unit bantuan dari Pertamina, dan tiga unit kendaraan penyuplai air. Meski tidak ada korban jiwa, proses pemadaman berlangsung cukup lama.

Menurut Marthen, tumpukan kardus di dalam pabrik menjadi kendala utama. Selain itu, akses petugas juga terhambat kerumunan warga beserta kendaraannya.

"Kardus-kardus itu harus digali dulu agar air bisa menyelinap masuk. Kalau disemprot dari atas saja, tidak efektif. Banyak motor diparkir di pinggir jalan, ini sangat berbahaya dan menyulitkan kami. Saya harap ke depannya warga bisa membuka jalan saat ada kebakaran," tambah Marthen.

Kebakaran ini ternyata juga memicu aksi penjarahan oleh oknum warga. Nurlaila, pemilik kios sembako yang terdampak, mengaku kehilangan banyak barang dagangannya.

"Saat itu banyak orang masuk ke kios. Awalnya saya pikir mereka membantu, tapi ternyata barang yang diangkut jauh lebih banyak daripada yang diselamatkan," ungkapnya.

Ia memperkirakan kerugian akibat kebakaran dan penjarahan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, meski angka pasti masih belum bisa dipastikan.

Baco, anggota keluarga Nurlaila, menambahkan bahwa kios tersebut beroperasi 24 jam dan selalu ramai. Saat kejadian, ia melihat banyak orang tak dikenal berlalu-lalang di dalam kios.

"Ada yang saya kenal, tapi lebih banyak yang asing. Kami sempat ingin melapor ke polisi, tapi karena tidak tahu siapa pelakunya, kami batalkan," tuturnya.




(des/des)
Hide Ads