Taktiknya Disebut Gagal di Liga Korsel, STY Singgung Pengalaman Latih Timnas RI

Internasional

Taktiknya Disebut Gagal di Liga Korsel, STY Singgung Pengalaman Latih Timnas RI

Bayu Baskoro - detikJogja
Selasa, 14 Okt 2025 10:34 WIB
CHOFU, JAPAN - DECEMBER 12: Head coach Shin Tae-Yong of South Korea looks on prior to the EAFF E-1 Mens Football Championship between North Korea and South Korea at Ajinomoto Stadium on December 12, 2017 in Chofu, Tokyo, Japan. (Photo by Masashi Hara/Getty Images)
Shin Tae-yong. Foto: Masashi Hara/Getty Images
Jogja -

Shin Tae-yong (STY) kembali buka suara usai dipecat klub Liga Korea Selatan (Korsel) Ulsan HD. Ia menolak disebut taktiknya gagal di sana, dan menyinggung momen saat melatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia.

Diketahui, STY hanya bertahan dua bulan sebagai pelatih Ulsan HD usai ditunjuk pada Agustus lalu. Ulsan memecatnya setelah hanya meraih 2 kemenangan dari 10 pertandingan.

Sisanya Ulsan mendapat 4 hasil imbang dan 4 kekalahan, termasuk 0-4 dari Gimcheon Sangmu - laga terakhir mereka di bawah STY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikSepakbola Selasa (14/10/2025), selain karena performa jelek Ulsan, STY disebut mempunyai gaya komunikasi buruk. Bahkan, dia diklaim melakukan kekerasan verbal maupun fisik kepada para pemainnya.

ADVERTISEMENT

Shin Tae-yong jelas membantah tudingan itu. Mantan Pelatih Timnas Korsel ini menegaskan dirinya tidak pernah melakukan kekerasan kepada pemain, bahkan saat masih membesut Skuad Garuda pada 2020-2025.

"Filosofi sepakbola saya adalah 'saya tidak boleh menyumpahi atau melukai para pemain'. Orang-orang menyebut saya 'kepemimpinan seorang abang'. Bahkan di Indonesia, saya suka jahil dan bercanda dengan para pemain yang saya tak mengerti perkataannya, dan di situ saya menjadi dekat dengan mereka," kata STY dalam wawancara dengan KBS.

Pelatih 54 tahun tersebut merespons isu dia dipecat Ulsan HD karena taktiknya dianggap tidak sesuai dengan Liga Korsel. Ia menuding para kritikus meremehkan pengalaman dirinya saat melatih Timnas Indonesia.

"Saya pikir kegagalan saya disebabkan oleh kurangnya pemahaman saya tentang urusan internal klub. Namun, saya bahkan 100 persen tidak setuju dengan kritik bahwa taktik saya tidak berhasil di K-League," Shin Tae-yong menuturkan.

"Orang-orang terus meremehkan pengalaman saya di Indonesia, tetapi bagaimana mungkin tim peringkat 127 FIFA bisa mengalahkan Arab Saudi atau bermain imbang dengan Australia? Itu omong kosong. Jika klub memberi saya kekuatan, saya pasti bisa finis di enam besar," tegasnya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads