Rekor MU yang Terancam Berakhir Usai 88 Tahun

Internasional

Rekor MU yang Terancam Berakhir Usai 88 Tahun

Adhi Prasetya - detikJogja
Jumat, 01 Agu 2025 19:49 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - AUGUST 07: Detailed view of a corner flag with the Manchester United badge on ahead of the Premier League match between Manchester United and Brighton & Hove Albion at Old Trafford on August 07, 2022 in Manchester, England. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Manchester United. Foto: Getty Images/Catherine Ivill
Jogja -

Manchester United (MU) memiliki rekor yang masih bertahan hampir 88 tahun. Namun rekor fantastis itu terancam selesai musim depan.

Dikutip dari detikSepakbola, Manchester United selalu menempatkan setidaknya satu pemain jebolan akademi di tim utama dalam setiap laga selama hampir 88 tahun. MU telah melalui 4.321 laga sejak Oktober 1937 tanpa mengesampingkan pemain akademi di dalam susunan daftar pemain mereka. Itu tak bisa dilakukan oleh para rival mereka di Inggris.

Selama rentang waktu yang panjang itu, MU telah meraih 44 trofi, termasuk 18 dari 20 gelar Liga Inggris (dua lainnya di raih sebelum itu). Namun rentetan itu bisa saja berakhir di musim 2025-26.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah lulusan akademi di tim utama MU telah pergi. Marcus Rashford ke Barcelona, sedangkan Jonny Evans pensiun. Scott Mctominay, Mason Greenwood, hingga Brandon Williams telah cabut permanen sejak 2024. Alejandro Garnacho masih ada, namun tak lagi masuk rencana manajer Ruben Amorim.

Praktis tinggal Kobbie Mainoo yang bisa diandalkan, namun gelandang 20 tahun itu absen 17 laga di musim lalu, mayoritas dilaporkan karena cedera otot. Lalu bagaimana jika ia absen?

ADVERTISEMENT

Selama pramusim di Amerika Serikat, sejumlah pemain akademi MU seperti Toby Collyer, Tyler Fredricson, Bendito Mantato, Ethan Williams, hingga Jack Fletcher ikut dibawa, bahkan diberi kesempatan main.

Namun kemungkinan besar mereka akan dikembalikan ke tim akademi atau dipinjamkan ke tim lain alih-alih masuk skuad utama. Kalau sudah begini, sulit untuk mempertahankan rekor tersebut.

"Menjual McTominay adalah kesalahan," ujar Tony Park, seorang fan MU, seperti dikutip The Athletic. Park merupakan ahli sejarah yang meneliti dan berhasil menemukan fakta terkait rekor tersebut.

"Rashford tidak ditangani dengan baik, begitu pula Williams. Saya pikir Garnacho hanya ingin bermain sepakbola menyerang dan pendekatan manajer (Amorim) cukup defensif. Tidak ada pemain yang benar-benar menonjol di akademi saat ini dan sistemnya sangat monoton," ia melanjutkan.

Bagi banyak suporter MU, rekor tersebut merupakan tradisi yang membanggakan, karena mereka merasa ada 'warga lokal' yang menjadi representasi mereka. Itu juga menjadi tanda bahwa akademi MU berjalan baik.

"Menggunakan pemain-pemain muda secara konsisten, dan memenangkan trofi selama prosesnya, sungguh sesuatu yang patut dibanggakan," Park melanjutkan.

"Kami telah melakukannya sejak tahun 1930-an. Walter Crickmer meyakininya selama periode Perang Dunia Kedua, lalu kami memiliki dua manajer, Matt Busby dan Alex Ferguson, yang benar-benar menjadikannya bagian dari DNA MU."

Namun zaman telah berubah. Park bersikap realistis soal itu. Ia mengaku akan terasa pahit jika nantinya rekor itu berakhir, namun ia merasa para pemain akademi pun harus berupaya keras untuk bisa menembus tim utama, bukan 'dibantu' demi memperpanjang rekor.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads