Koreo Garuda Raksasa 'Show Your Dignity' di tribune Stadion Gelora Bung Karno Jakarta saat laga Timnas Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi viral. Begini cerita ilustratornya, Febru Danar Surya alias Aru, pemuda asal Banguntapan, Bantul.
Berawal dari Koreo Godzila Vs Gundala
Nama Aru sudah tidak asing di kalangan suporter. Sebelumnya dia juga mengerjakan koreo Gundala vs Godzila yang viral saat Indonesia vs Jepang pada 15 November 2024.
"Waktu itu dihubungi langsung sama La Grande. Cukup terkejut juga, dan bangga bisa diajak kerja sama dengan La Grande," tutur Aru kepada wartawan, Kamis (27/3/2025).
Mengerjakan proyek pertama dengan La Grande Indonesia (LGI) untuk laga Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Aru mengaku mendapat waktu sembilan hari untuk mengerjakannya.
"Konsepnya dari LGI, saya hanya berusaha memvisualkan deskripsi yang dijelaskan. Saya butuh waktu sembilan hari buat mengerjakan," jelas pria berusia 27 tahun itu.
Hasil karya Aru menjadi viral kala itu. Koreografi jumbo Godzila vs Gundala itu merepresentasikan kedua tim. Gundala yang merupakan karakter fiksi buatan anak Indonesia divisualisasikan mengalahkan Godzila yang merupakan karakter fiksi dari Jepang.
Dengan keberhasilan Aru memvisualisasikan karakter Godzila vs Gundala kala itu, dia kembali mendapat kepercayaan La Grande untuk membuat ilustrasi Garuda Raksasa saat Indonesia menjamu Bahrain pada Selasa (25/3) lalu.
Rencana Sejak Akhir Januari 2025
Mengerjakan koreo Garuda Raksasa dengan skala besar diakui Aru tak mudah. Dia mengungkap perencanaan proyek Show Your Dignity dimulai sejak akhir Januari 2025.
"Proses kreatif koreo yang kedua ini jujur lebih njlimet (rumit), sebab ada andil dari pihak ketiga, sponsor yang ikut andil dalam proses kreatifnya itu," ujar Aru, kemarin.
Ditarget Sebulan
Aru menambahkan, dia ditarget sebulan saja untuk detail desain dari suporter La Grande Indonesia. Beruntung semua prosesnya berjalan lancar.
"Brief masuk pada 7 Januari, selanjutnya sketsa awal selesai saya buat pada 24 Januari. Lalu direvisi pihak La Grande pada 25 Januari. Setelah itu kami preview desain revisi terbaru tanggal 26 Januari, kebetulan pihak La Grande langsung datang ke Jogja," ungkapnya.
"Setelah pertemuan tersebut, 29 Januari masuk ke tahap detailing digitalisasi. Menjadi tantangan bagi kami, deadline desain tersebut jadi ditargetkan Februari, karena rencananya akan langsung masuk ke proses mural," ujar Aru.
Perisai Diganti Ornamen Batik
Revisi demi revisi dilakukan Aru. Salah satu yang signifikan adalah pada elemen desain yang awalnya menampilkan perisai dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika, lalu diganti dengan ornamen batik dari berbagai daerah di Indonesia.
"Versi awalnya itu membawa perisai di depannya, ada elemen Bhinneka Tunggal Ika juga. Lalu kepalanya ada zirah, semacam helm besi. Jadi seolah laga melawan Bahrain itu, kita (Timnas Indonesia) ibaratnya siap berperang. Tapi akhirnya dihilangkan karena ada sejumlah pertimbangan," ungkapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/apl)