Salah satu legenda PSIM Jogja, Ony Kurniawan, memiliki sebuah cerita yang dikenangnya saat masih aktif di dunia sepakbola. Salah satunya adalah pernah menolak panggilan gabung Tim Nasional (Timnas) Indonesia karena tak bisa jauh dari sang ibu.
Ony Kurniawan dipandang sebagai kiper legendaris PSIM Jogja. Sebab, dia menjadi bagian kejayaan Laskar Mataram merajai kompetisi Divisi I 2005. Kala itu, PSIM berhasil juara Divisi I dan berhak promosi ke Divisi Utama, kasta sepakbola tertinggi di Indonesia.
Dengan prestasi tersebut, kiper yang identik dengan nomor punggung 21 itu sampai mendapat panggilan gabung Timnas Indonesia. Namun, dia menolak panggilan tersebut lantaran tak bisa jauh dari ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pernah dapat panggilan di Timnas tahun 2004, tapi saya pulang. Soalnya saya mbok-mbokan (tidak bisa jauh dari ibu). Saya kalau jauh dari ibu sedih rasanya," ujar Ony kepada wartawan, Senin (8/4/2024).
Selain mendapat panggilan Timnas, Ony juga sempat mendapat tawaran bermain di klub lain. Dengan alasan yang sama, Ony juga menolak tawaran tersebut.
"Sejak 2002 sampai 2017 saya tidak pernah pindah klub. Sebenarnya banyak tawaran, tapi saya memutuskan untuk di PSIM saja," katanya.
"Pada waktu itu saya sudah merasa cukup saja. Saya memutuskan terus di PSIM karena dekat dengan keluarga," sambungnya.
Sosok kelahiran Jogja pada 1982 silam itu juga mengungkapkan klub-klub yang sudah ditolak. Seperti Persema Malang hingga Perseman Manokwari.
"Saat 2003 saya sempat ditawari Persema, negonya juga sudah jadi tapi saya minta mundur dan pulang. Setelah itu saya tidak ke sana lagi," ungkapnya.
"Sampai dulu sempat disuruh ke Manokwari sebab pada 2008 itu dana APBD PSIM tidak turun. Tapi saya tidak mau, pokoknya saya di PSIM ada atau tidak ada uang saya tidak peduli," tukas Ony.
Oleh sebab itu, Ony mendapat julukan "One Man One Club" karena tak pernah pindah klub hingga memutuskan gantung sepatu pada 2017.
"Saya berkarier profesional sudah 15 tahun bersama PSIM. Lalu di umur 35 tahun saya memutuskan buat pensiun, karena saat itu saya sudah ada pekerjaan juga" pungkas Ony.
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang