Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memilih kawasan ekowisata Nglanggeran, Gunungkidul, menjadi percontohan untuk pengembangan hutan lain sebagai kawasan ekoeduwisata.
Tata kelola di Nglanggeran akan diadaptasi dan disusun menjadi grand design ekoeduwisata. Grand design ini akan digunakan untuk mengembangkan tiga Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK), yaitu KHDTK Pondok Buluh Sumatera Utara, KHDTK Sawala Mandapa Jawa Barat, dan KHDTK Tabo-Tabo Sulawasi Selatan.
Setiap penyuluh kehutanan dan kelompok tani hutan (KTH) di tiga KHDTK itu diundang ke Jogja untuk lokakarya dan belajar dari pengelolaan Nglanggeran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Potensi ekoeduwisata di DIY, salah satunya adalah Nglanggeran, menjadi role model dalam pengelolaan wisata yang berkelanjutan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo saat membuka Lokakarya Penyusunan Grand Design Ekoeduwisata di Jogja, Kamis (11/12/2025).
Sekretaris BP2SDM, U Mamat Rahmat menjelaskan alasan menjadikan Nglanggeran sebagai percontohan dalam lokakarya ini.
"Nglanggeran itu adalah tempat yang sudah maju, kenapa dipilih untuk pembelajaran? Masyarakat di sekitar kHDTK itu kita undang ke sini untuk belajar, karena (Nglanggeran) kita anggap sudah maju," paparnya.
"Manajemen sudah bagus, kemitraannya sudah bagus, packagingnya sudah bagus, marketingnya sudah bagus, pendapatan ekonominya tinggi," sambung Mamat.
Lokakarya ini merupakan tahapan lanjutan, setelah kelompok tani hutan dan penyuluh kehutanan pendamping mengikuti program pemagangan selama 10 hari di Desa Wisata Nglanggeran Yogyakarta untuk mempelajari praktik pengelolaan ekowisata yang telah berhasil.
"Kita harap mereka kami bawa ke sini, pulang itu sudah punya bayangan untuk pengembangannya, belajar dari sini," ujar Mamat.
Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan, Wahju Rudianto mengatakan pengembangan program ekoeduwisata ini mencakup delapan komponen kegiatan utama, mulai dari penyusunan panduan pengelolaan, pembangunan sarana prasarana, pemagangan, hingga launching.
Ia menargetkan para kelompok tani hutan di setiap lokasi KHDTK sasaran bisa meningkat pendapatannya dari usaha jasa wisata alam.
"Ini adalah langkah awal memacu pengembangan KHDTK sebagai Centre of Excellence yang tidak hanya berfungsi sebagai laboratorium alam, tetapi juga pusat pengembangan teknologi agroforestry untuk ketahanan pangan, energi, dan air berkelanjutan," kata Wahju.
(dil/aku)












































Komentar Terbanyak
Artis Porno Bonnie Blue Digerebek di Bali, Klaim Ngeseks Bareng Seribuan Pria
Penyesalan Keluarga Ali Pemerkosa Tewas Dimassa-Mayatnya Diseret Motor
Aksi Nekat Pemuda Cenglu Berujung Maut di Sewon Bantul