Kabupaten Sleman menyimpan banyak mitos dan legenda. Salah satunya legenda yang ada di Padukuhan Toino, Kalurahan Pandowoharjo, Sleman.
Warga Toino memiliki sebuah sendang atau mata air yang tidak pernah surut. Oleh warga sering disebut sebagai sendang Toino yang lokasinya berada di pinggir Sungai Denggung.
Konon, jika ada perempuan yang kesulitan dalam hal asmara bisa mandi di sendang ini bakal dimudahkan dalam urusan jodoh. Dukuh Toino, Jetakan, Prana Sakti Yogaswara, mengatakan mitos ini sudah diwariskan turun-temurun. Prana bilang, cerita itu juga merupakan cikal bakal nama Toino yang menjadi nama kampungnya saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sendang Toino itu dulu menurut legenda salah satu cikal bakal kenapa kampung ini dinamakan Toino," kata Prana saat ditemui detikJogja, Jumat (23/6/2023).
Kisah Dewi Toh Ino
Dikisahkannya, Toino dipercaya masyarakat setempat sebagai nama seorang dewi, yakni Toh Ino. Dewi ini dianggap buruk rupa karena memiliki toh (tanda lahir berwarna hitam mirip tompel). Karena memiliki toh, ia pun dihina (ino).
"Jadi menurut legenda dulu ada seorang putri yang dihina karena memiliki toh, toh itu kayak tompel tanda lahir. Itu beliaunya terus karena memiliki toh, kemudian dihina jadi tidak memiliki suami atau jodoh. Lalu berendam di situ akhirnya toh itu hilang dan menjadi dewi yang cantik terus akhirnya enteng jodoh," tuturnya.
Akhirnya dari legenda itu, munculah mitos yang hingga saat ini masih dipercaya oleh masyarakat sekitar.
"Dari legenda itu, setelah itu di masyarakat muncul kepercayaan, seorang wanita belum memiliki jodoh lalu berendam di situ, karena berendam di situ dipercaya bisa mengentengkan jodoh," bebernya.
Perlu perjuangan melewati pematang sawah dan jalan curam untuk bisa menuju lokasi sendang. Meski demikian, masih ada orang yang datang langsung untuk mandi di sendang.
"Sampai sekarang masih banyak yang percaya, masih banyak yang ke sana. Walaupun sudah dialirkan ke rumah warga tapi masih banyak yang pengen ke sana," bebernya.
Mata Air Keluar dari Gua
Prana melanjutkan, air dari sendang itu keluar dari gua. Dari cerita yang dia dapatkan, gua itu dipercaya menghubungkan Padukuhan Toino dan Brayut. Gua tersebut dahulu dahulu diyakini sebagai lokasi sembunyi sekaligus aliran suplai air para pejuang.
"Selain ada legenda itu, dulu di situ konon ada gua yang untuk bergerilya itu tembus sampai Brayut, konon katanya dulu itu nyambung," ucapnya.
Sendang Toino pun hingga kini masih dimanfaatkan oleh masyarakat. Prana bilang, air di sendang itu hampir tak pernah surut. Saat ini pun air dari sendang telah disalurkan ke rumah-rumah warga melalui pipa paralon.
"Saat ini digunakan oleh warga untuk kebutuhan air minum, mandi dan lain sebagainya," pungkasnya.
(rih/sip)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja