Dialog di Kampus UKDW, 3 Cawalkot Jogja Bicara soal Data Disabilitas

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 19 Nov 2024 17:36 WIB
Ketiga pasangan Calon (Paslon) wali Kota dan wakil wali kota Jogja dihadirkan dalam Mimbar Suara Warga di kampus UKDW, Selasa (19/11/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Ketiga pasangan calon wali Kota Jogja hadir dalam Mimbar Suara Warga di kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Selasa (19/11). Acara tersebut bertajuk Dialog Komunitas Kota Jogja Bersama Calon Wali Kota Jogja. Dalam mimbar ini, mereka menjawab langsung keluh kesah berbagai komunitas.

Acara tersebut dibagi menjadi lima tema di tiap sesinya. Antara lain Inklusi, ketenagakerjaan, pendidikan, sampah, hingga urban housing dan zero penggusuran. Di tiap sesi, masing-masing paslon diberi waktu 3 menit untuk menjawab pertanyaan setiap sesinya.

Para calon hadir didampingi pasangan calon wakil wali kota dalam diskusi ini, hanya calon wakil wali kota nomor urut 2 Wawan Hermawan tidak hadir mendampingi Hasto wardoyo.

Pada sesi pertama bertema inklusi, para paslon ditanya oleh Komunitas Sabda soal pendataan warga disabilitas yang dirasa masih kacau lantaran berbeda di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal itu membuat warga disabilitas kesulitan untuk mengurus layanan dan bantuan.

Terkait hal itu, calon wali kota nomor urut 1 Heroe Poerwadi memastikan jika data warga disabilitas saat ini sudah satu pintu dan diakses setiap OPD-OPD.

"Dulu memang pernah ada kendala, tiap OPD (datanya) beda, karena dulu, terutama Kementerian Sosial memiliki data, Kementerian Kesehatan, itu tidak sama," paparnya dalam dialog tersebut di Auditorium UKDW, Kota Jogja, Selasa (19/11/2024).

"Tapi sudah beberapa tahun terakhir ini, integrasi pendataan di Kota Jogja sudah jadi satu, sehingga seluruh OPD ketika kita bicara tentang disabilitas, itu punya data yang tunggal," sambungnya.

Sedangkan calon wali kota nomor urut 2 Hasto Wardoyo, pada pertanyaan yang sama, menjawab dengan memaparkan program yang akan dia terapkan nantinya.

"Saya akan kerahkan namanya tim Pendamping Keluarga, mendata keluarga dengan base data mikro, bukan data makro, kalau BPS data makro," ungkap Hasto.

Sementara, calon wakil wali kota nomor urut 3 Singgih Raharjo menjawab pertanyaan itu dengan menitikberatkan pada kehati-hatian mengelola data masyarakat.

"Tentang data, data itu memang kalau kita tidak hati-hati maka data yang sekarang dengan data yang besok pun pasti akan berbeda. Maka satu data menjadi kunci utama untuk menjadi dasar pembangunan," ungkap Singgih.



Simak Video "Video Mendagri Tito: Total Anggaran Coblos Ulang Pilkada Rp 719 M"

(ahr/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork