Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja menanggapi protes maskot Pilkada Kota Jogja yang diprotes Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja karena dianggap bias gender. KPU akan menarik dan bakal melakukan redesain maskot bertajuk Jogja Tumandang tersebut.
Keputusan itu merupakan hasil audiensi KPU Kota Jogja dan Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja di Kantor KPU Kota Jogja, Tegalrejo, siang ini (13/11). Keputusan itu juga sudah melalui rapat pleno oleh KPU Kota Jogja kemarin (12/11).
Sedangkan audiensi ini, adalah tindak lanjut pertemuan-pertemuan antara kedua belah pihak sebelumnya, yakni pada Rabu (6/11) dan Minggu (10/11) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agendanya kami mendengar jawaban KPU hasil rapat pleno terhadap tuntutan kami soal Maskot bias gender dan tidak inklusi," ucap Koordinator Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogyakarta, Siti Roswati Handayani usai audiensi, Rabu (13/11/2024).
"Kami menilai sebenarnya iktikad baiknya sudah ada. Kami hargai, berproses selama ini terhadap tuntutan kami, dan berupaya akan mengganti, kita menunggu saja," sambungnya.
Hasil rapat Pleno KPU Kota Jogja yang juga sudah diserahkan ke Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja, yakni salah satunya meminta maaf ke masyarakat kota Jogja. Hasil rapat itu disesuaikan dengan tuntutan dan juga dibahas ulang di audiensi hari ini.
![]() |
"Pascaini kami akan merilis surat permohonan maaf kepada masyarakat Kota Jogja," jelas Ketua KPU Kota Jogja, Noor Harsya Aryo Samudro, usai audiensi.
Kemudian yang kedua, dijelaskan Harsya, yakni pihaknya akan melakukan redesain maskot tersebut dalam Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari dinas terkait hingga akademisi.
"Kami hari ini segera mempersiapkan FGD, untuk melaksanakan bagian dari tuntutan Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Jogja. Pada tanggal 15 November 2024, akan mengundang stakeholder terkait, untuk me-redesign maskot yang inklusi," paparnya.
"Kepelnya tetep, tapi kepel yang inklusi, kalau kemarin kan kepel yang dianggap maskulin. Ya disempurnakan gitu, agar tidak menimbulkan ketidakadilan gender," urai Harsya.
Selain itu, menurut Harsya, pihaknya juga akan menarik maskot yang dipermasalahkan itu dari berbagai platform mulai hari ini. "Mulai hari ini kita akan proses, maskot yang bias gender itu akan kami proses, tidak lagi ada di media sosial, website, maupun dalam sosialisasi," ungkapnya.
Meski begitu, lanjut Harsya, pihaknya hanya akan mengganti maskot yang ada di semua platform. Sedangkan maskot berbentuk tiga dimensi seperti boneka tidak akan diproduksi ulang karena keterbatasan waktu dan anggaran.
"Tapi kami tidak membuat maskot baru dalam bentuk boneka. Kami sudah, anggarannya sudah terlaksana, sudah terdistribusikan, sudah selesai," ujarnya.
"Kami hanya me-redesign yang dua dimensi, karena waktunya sudah mepet, 14 hari lagi. Kemampuan kami hanya bisa meredesain yang dua dimensi itu," pungkas Harsya.
(apu/afn)