Rebusan Daun Apa yang Bisa Mengatasi Keputihan? Ini Jenis dan Cara Pakainya

Rebusan Daun Apa yang Bisa Mengatasi Keputihan? Ini Jenis dan Cara Pakainya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Senin, 27 Okt 2025 13:30 WIB
Cnidoscolus aconitifolius, chaya tree, tree amaranth
Ilustrasi daun pepaya, salah satu daun yang bisa mengatasi keputihan. Foto: Getty Images/melianus usmany
Jogja -

Keputihan yang berlebihan tentu dapat membuat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari hari. Banyak wanita akhirnya mencari cara alami yang lebih aman untuk membantu meredakannya. Salah satu pendekatan yang sering digunakan secara tradisional adalah dengan memanfaatkan rebusan daun tertentu.

Berdasarkan penelusuran detikJogja, ada beberapa jenis daun yang dipercaya mampu membantu mengatasi keputihan berkat kandungan antijamur, antiseptik, hingga senyawa yang mendukung keseimbangan flora area kewanitaan. Masing-masing memiliki cara penggunaan yang sedikit berbeda sehingga penting untuk mengetahui manfaatnya terlebih dahulu sebelum mencoba.

Jika kamu sedang mencari alternatif alami yang mudah ditemukan di rumah, mari simak tiga jenis daun yang bisa direbus untuk membantu mengatasi keputihan berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Daun sirih kaya polifenol antiseptik dan digunakan untuk membasuh area kewanitaan
  • Daun iler dapat direbus lalu diminum untuk membantu hambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab keputihan
  • Daun pepaya mendukung kesehatan area intim melalui cara kerja antiparasit dan antioksidan

ADVERTISEMENT

Rebusan Daun Apa yang Bisa Mengatasi Keputihan?

Berdasarkan penelusuran detikJogja, terdapat 3 rebusan daun yang dapat kita gunakan untuk mengatasi keputihan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Daun Sirih

Menurut buku Tanaman Ajaib! Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang ditulis oleh Astrid Savitri, daun sirih sudah dikenal memiliki peran penting dalam budaya dan kesehatan masyarakat sejak ribuan tahun. Tanaman ini bahkan dijadikan simbol penghormatan saat acara adat dan keagamaan karena nilainya yang istimewa. Masyarakat dahulu sering mengunyah sirih sebagai penyegar mulut dan membantu pencernaan tetap aktif setelah makan.

Secara historis, daun sirih tercatat dalam literatur kuno Ayurveda dan ditemukan gambarnya pada goa Thailand sejak 5500 hingga 7000 SM. Hal itu membuktikan bahwa daun berbentuk hati ini telah digunakan sejak awal peradaban untuk perawatan kesehatan. Kandungan nutrisi di dalamnya meliputi serat, vitamin A, B dan C serta mineral seperti kalsium, iodium, zat besi dan kalium.

Kekuatan daun sirih terletak pada polifenol terutama chavicol yang bersifat antiseptik alami. Senyawa ini membantu mengurangi kuman penyebab iritasi dan bau tidak sedap pada area kewanitaan. Sifat antiinflamasi dan antijamurnya juga dapat membantu meredakan rasa gatal serta lendir berlebih akibat infeksi jamur.

Cara pemakaiannya sebagai obat keputihan yaitu dengan merebus beberapa lembar daun sirih. Kemudian, air rebusannya digunakan untuk membasuh area kewanitaan. Di beberapa negara, cara ini juga digunakan oleh wanita setelah melahirkan karena air sirih dipercaya membantu mempercepat pemulihan organ intim.

2. Daun Iler

Dalam buku Kitab Tumbuhan Obat karya Syamsul Hidayat dan Rodame Monitorir Napitupulu, daun iler atau jawer kotok disebut sebagai tanaman yang dimanfaatkan bagian daunnya untuk membantu meredakan beberapa keluhan kesehatan. Dari segi bentuk, daunnya bertangkai dengan tepian bergerigi halus serta memiliki variasi warna yang menarik. Tanaman ini tumbuh dengan batang basah yang mudah patah dan tingginya bisa mencapai satu setengah meter.

Daun iler mengandung minyak atsiri, karvakrol, eugenol, etil salisilat serta lendir. Kandungan tersebut berperan dalam membantu meredakan peradangan dan gangguan pada area kewanitaan. Tanaman ini digunakan masyarakat untuk mengatasi keputihan karena dapat membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab keluhan tersebut.

Penggunaan daun iler dilakukan dengan cara direbus. Ambil dua pertiga genggam daun kemudian direbus bersama tiga gelas air hingga menyisakan satu setengah gelas. Air rebusan disaring kemudian dapat diminum dengan tambahan madu. Ramuan ini diminum tiga kali sehari agar hasilnya lebih maksimal.

Selain untuk keputihan, tanaman ini juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk demam, diare dan ambien. Namun fokus utamanya dalam konteks ini adalah membantu menjaga kesehatan area kewanitaan secara alami.

3. Daun Pepaya

Buku 56 Makanan Ajaib dan Manfaatnya untuk Kesehatan dan Kecantikan karya Yusuf CK Arianto menjelaskan bahwa daun pepaya tidak hanya berguna sebagai lalapan yang nikmat tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Meski rasanya pahit, kandungan enzim dan senyawa aktif di dalamnya mampu memberikan efek positif bagi tubuh terutama wanita.

Daun pepaya mengandung papain, dekstrosa, alkaloid karpaina, glikosid, sakarosa, pseudo karpaina dan senyawa carposide. Kombinasi nutrisi tersebut membantu melawan parasit penyebab infeksi yang dapat memicu masalah keputihan. Tidak hanya itu, kandungan antioksidannya turut menjaga keseimbangan flora alami.

Bagi wanita yang mengalami keputihan berlebihan, daun pepaya dapat direbus lalu diminum airnya. Caranya dengan menggunakan satu lembar daun pepaya rebus bersama sedikit daun pulasari dan daun alang alang. Ramuan tersebut membantu meredakan keluhan yang muncul dan mendukung kesehatan organ intim.

Selain membantu mengatasi lendir berlebih, daun pepaya juga dapat meningkatkan nafsu makan dan mendukung siklus menstruasi tetap lancar. Makanan sederhana ini ternyata menyimpan manfaat yang cukup besar untuk kesehatan wanita.

Bagaimana Cara Mencegah Keputihan Secara Alami?

Selain menggunakan ramuan herbal seperti daun sirih, daun iler atau daun pepaya, penting juga bagi wanita untuk menerapkan kebiasaan yang mendukung kesehatan area kewanitaan. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, keputihan yang berlebihan umumnya muncul karena lingkungan vagina terlalu lembap atau keseimbangan flora alaminya terganggu.

Dengan perubahan gaya hidup sederhana, risiko infeksi jamur dapat lebih mudah dikendalikan. Mari simak cara mencegahnya berikut ini!

1. Hindari Pembersih Khusus vagina

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah menghindari penggunaan bahan pembersih khusus untuk vagina. Produk seperti sabun kewanitaan, cairan pewangi atau tisu khusus sering mengandung bahan kimia yang justru meningkatkan risiko iritasi jika bilasannya tidak bersih. Vagina sebenarnya memiliki kemampuan membersihkan diri sehingga air bersih sudah cukup untuk perawatan sehari hari.

2. Jangan Pakai Pembalut Setiap Hari

Kebiasaan menggunakan pembalut setiap hari juga sebaiknya dihindari. Meskipun terasa praktis, pembalut dapat membuat area intim menjadi lebih panas dan lembap. Lingkungan lembap ini yang akhirnya memicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Lebih baik biarkan area vagina bernapas dengan bebas saat tidak sedang menstruasi.

3. Kenakan Pakaian Dalam Berbahan Katun

Pakaian dalam berperan besar dalam menjaga kondisi area kewanitaan. Pilih bahan katun yang mudah menyerap keringat serta hindari celana dalam atau celana luar yang terlalu ketat. Gerakan tubuh juga akan terasa lebih nyaman dan area intim tidak mudah terperangkap kelembapan berlebihan.

4. Jangan Biarkan Celana Dalam Basah

Jika pakaian dalam yang dikenakan basah karena keringat atau setelah mencuci bagian intim, segera ganti dengan yang kering. Membiarkan kain lembap menempel terlalu lama membuat kulit rentan iritasi dan menjadi tempat jamur berkembang.

Saat bepergian jauh, panty liner bisa menjadi solusi agar area kewanitaan tetap kering. Namun sesampainya di tempat tujuan, segera lepaskan agar kulit dapat bernapas kembali. Penggunaannya hanya bersifat sementara untuk kenyamanan, bukan untuk dipakai terus menerus.

5. Sering Mengganti Pembalut

Saat menstruasi, pembalut sebaiknya diganti lebih sering terutama saat aliran darah sedang deras. Darah yang menumpuk di pembalut akan meningkatkan kelembapan sehingga jamur lebih mudah berkembang. Dengan menjaga kebersihan saat haid, risiko infeksi dapat ditekan sejak awal.

6. Konsumsi Vitamin C

Selain perawatan dari luar, dukungan dari dalam tubuh juga penting. Mengonsumsi vitamin C dengan dosis 500 mg dua kali sehari dapat membantu meningkatkan keasaman alami vagina. Kondisi ini membuat jamur lebih sulit tumbuh sehingga area intim lebih terjaga kesehatannya.

Menggunakan bahan herbal seperti daun sirih, daun iler atau daun pepaya dapat menjadi pilihan alami yang lebih nyaman bagi sebagian wanita. Namun jika keputihan disertai bau menyengat, nyeri atau tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis agar penyebab utamanya dapat ditangani dengan tepat. Semoga bermanfaat!




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads