Taman Nasional Bunaken berada di pusat segitiga terumbu karang dunia, tepatya di Provinsi Sulawesi Utara. Bunaken menyimpan kekayaan ekosistem tropis perairan.
Salah satu keunikan Taman Nasional Bunaken terletak pada keanekaragaman terumbu karangnya. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang berperan penting bagi perairan dan kehidupan biota laut.
Dalam rangka menjaga keberlangsungan ekosistem terumbu karang, mahasiswa KKN PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Balai Taman Nasional Bunaken ikut dalam kegiatan transplantasi terumbu karang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengendali Ekosistem Ahli Taman Nasional Bunaken, Adi Tri Utomo, mengatakan dari total luasan kawasan air di Bunaken, 40 persennya merupakan tutupan terumbu karang keras. Sisanya, berupa pasir dan karang-karang lunak.
"Terumbu karang kami melakukan monitoring rutin, baik dari karena faktor alam maupun faktor manusia. Faktor alam ini biasanya pemanasan global ini, ada peningkatan suhu permukaan air laut itu memengaruhi kesehatan karang, pemutihan karang, kami monitoring," ujar Adi kepada wartawan di Bunaken, Sabtu (10/8/2024).
Faktor alam lainnya datang dari predator karang. Taman nasional, juga melakukan pemeliharaan habibat, memastikan predator karang tidak melibihi ambang batas.
"Untuk faktor manusia seperti aktivitas-aktivitas penyelaman begitu yang masih pemula dan kurang hati-hati merusak karang, kalau kami ada kebijakan kami tempatkan di tempat-tempat tertentu saja yang penyelam pemula dan kegiatan snorkeling, kalau yang penyelam advance bisa di lokasi yang lain," ujarnya.
"Itu meminimalisir kerusakan karang oleh orang yang baru mau nyoba nyelam atau belajar snorkeling," imbuhnya.
Sebagai upaya memulihkan ekosistem, transplatasi karang terus dilakukan. Transplantasi terumbu karang yang dilakukan oleh tim KKN-PPM UGM dan Balai Taman Nasional Bunaken menggunakan metode Mars Accelerated Coral Reef Restoration System (MARRS).
Metode MARRS mengembangkan struktur karang (koral) melalui media berupa rangka besi yang menyerupai laba-laba dengan enam kaki yang dilapisi dengan lem fiber yang telah diberi resin, kemudian dilumuri dengan pasir.
"Kalau kegiatan pemulihannya kami melakukan transplantasi karang. Jadi kami monitoring dulu mana lokasi yang memungkinkan harus dilakukan pemulihan ekosistem, itu harus dilakukan transplantasi karang di situ," urainya.
"Sejak awal transplantasi cuma metodenya atau bentuk medianya yang ganti-ganti. Kalau di kita bentuknya spider jaring laba-laba," imbuhnya.
Adi mengatakan, sudah ada ribuan media yang digunakan untuk transplantasi karang. Balai taman nasional pun ikut melibatkan mahasiswa UGM untuk membantu proses transplantasi.
"Kemarin yang balai kemarin dibantu mahasiswa juga nurunin 500 media, spider semua. Hasilnya sudah keliatan ketutupan, dari bulan Juli mulai teman-teman KKN datang," kata Adi.
Terumbu Karang Sempat Rusak
Tahun 2018, menjelang ulang tahun ke-27 Bunaken, pil pahit harus ditelan. Sebuah kapal yang mengangkut wisatawan kandas di Ron's point, salah satu lokasi menyelam di kawasan tersebut pada Sabtu (6/10/2018). Peristiwa itu berdampak rusaknya ekosistem karang, dengan luasan hingga ratusan meter persegi.
"Memang yang kosong yang rusak penuh kanan kiri yang prioritaskan untuk pemulihan. Dengan transplantasi salah satunya," ucapnya.
Adi melanjutkan, saat ini masyarakat sudah mulai aware menjaga ekosistem terumbu karang. Perkembangan wisata di Bunaken menjadi salah satu pemicunya.
Di samping sudah tak banyak ikan yang berada di perairan sehingga membuat masyarakat beralih profesi menjadi pemandu wisata.
Masyarakat pun sejak awal sudah mewanti-wanti masyarakat yang datang untuk ikut melestarikan terumbu karang.
"Jadi memang mewanti-wanti orang luar (termasuk wisatawan). (Kalau) merusak langsung mereka tangani sendiri, jadi masyarakat sudah coba melindungi sumber daya di sini," ujarnya.
(aku/aku)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030