Sosok salah satu guru SMKN 1 Pandak sedang ramai disorot netizen karena menggunakan baju modis saat mengajar. Guru tata busana ini ternyata menggunakan pakaian karya siswanya.
Sosok guru bernama Indra Gunawan (48) ini memang tampil beda dengan busana yang dikenakannya. Hal ini dia lakukan untuk memotivasi para siswany untuk terus berkarya.
"Saya sering berpakaian cukup unik dan aneh, sebenarnya itu juga aktualisasi diri saya. Tapi saya mulai melakukan ini sejak kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka ada poin-poin yang sepertinya penerapan apa yang dibuat anak atau kita harus menunjukkan secara langsung bukti konkret dari apa yang teori bicarakan," jelas Indra saat ditemui detikJogja di SMK Negeri 1 Pandak, Gilangharjo, Bantul, Selasa (28/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra mengakui gaya berpakaiannya sempat mengundang polemik di kalangan para guru. Sebab, guru asal Bangka Belitung ini membuat aturan bagi siswa di kelasnya untuk berpenampilan modis sesuai tema yang telah ditentukan.
"Jadi dalam pembelajaran saya, anak-anak saya diwajibkan berbusana secara fashionable, berbusana sesuai dengan tema seperti gaya klasik, kasual. Cuma kemudian timbul kontroversi di antara para guru, tidak semua (guru) sejalan dengan kami," ucap Indra.
Meski menimbulkan kontroversi, Indra pede degan aturan di kelasnya itu. Dia pun menyampaikan polemik itu ke ketua Jurusan Tata Busana SMKN 1 Pandak.
"Beliau lah (Kepala Jurusan Tata Busana) yang mengusahakan ini untuk tembus ke atas, kan dengan alasan ini di kurikulum ada," jelas Indra.
![]() |
Tentu saja gaya busana modis ini tak setiap hari digunakan Indra, hanya saat pelajaran poduktif di hari Kamis dan Jumat. Meski begitu, Indra berharap gayanya mengaktualisasikan diri ini bisa memantik semangat para siswanya. Dia pun senang jika ada muridnya yang juga menekuni bidang fesyen.
"Saya berharap saya role model mereka untuk di bidang fashion, syukur-syukur mereka menjadi lebih hebat dari saya," ujar Indra.
Ide Awal Berbusana Modis di Sekolah
Indra mengaku awalnya tak sengaja memamerkan gaya mengajarnya yang terbilang eksentrik itu. Sebab, dia ingin mengapresiasi karya para alumni SMKN 1 Pandak.
"Kan biar mereka melihat baju mereka dipakai, saya harus memakai media yang mereka bisa lihat. Kata keponakan saya yang banyak dilihat itu TikTok," ucap Indra.
Terapkan Sustainable Fashion
Indra mengaku punya perhatian terhadap sampah fashion. Oleh karenanya, dia menerapkan sustainable fashion, yang bahan-bahannya diolah dari kain perca. Misalnya kain dari sarung yang sobek serta peninggalan praktik dari siswa yang dikumpulkan di gudang SMKN 1 Pandak.
"Saya memang concern terhadap yang namanya limbah tekstil, limbah fashion. Jadi saya sering menggunakan kembali perca-perca, baju-baju yang cacat," ujar Indra.
Selain mengajar di jurusan tata busana, Indra juga memiliki usaha konveksi dan modelling class di rumahnya. Dia pun mengaku tertarik dengan dunia fesyen sejak kecil.
"Karena ibu saya menjahit, keluarga saya dari pihak ibu penjahit. Kakek saya tailor, paman saya tailor," jelas Indra yang sudah mengajar di SMKN 1 Pandak sejak 2011 itu.
![]() |
Respons Murid
Salah satu murid jurusan tata busana, Alifya Ridha Fidiyani (17) menyebut Indra merupakan sosok guru yang menyenangkan. Kelas yang Indra pun dinilai menyenangkan karena boleh memutar musik di dalam kelas.
"Kelasnya seru, kalau saat mengerjakan tugas boleh diiringi musik jadi lebih santai. Tapi orangnya tetap serius," ujar Alifya.
Alifya pun turut senang dengan tersebar luasnya informasi mengenai Indra. Dia pun mengaku menjadikan Indra sebagai role model yang memotivasi dirinya untuk bisa menjadi seperti Indra.
"Bangga karena dikenal banyak orang, makin memperkenalkan SMK juga, Pak Indra makin terkenal juga, ikut senang," ucap Alifya.
Artikel ini ditulis oleh Dayinta Ayuning Aribhumi dan Duhita Diptyarani Tsabita, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/cln)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan