Berantas Antraks, Pemkab Sleman Gelar Vaksinasi

Berantas Antraks, Pemkab Sleman Gelar Vaksinasi

Arina Zulfa Ul Haq - detikJogja
Rabu, 20 Mar 2024 12:25 WIB
Vaksinasi hewan ternak di Gayamharjo, Prambanan, Selasa (19/3/2024).
Vaksinasi hewan ternak di Gayamharjo, Prambanan, Selasa (19/3/2024). Foto: dok. Pemkab Sleman
Sleman -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menggelar vaksinasi di Padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Prambanan. Vaksinasi digelar guna mengantisipasi penyebaran penyakit antraks.

Selain dihadiri Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, vaksinasi juga dihadiri Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah, beserta Kementerian Pertanian RI.

Pada kesempatan tersebut, Nasrullah juga sempat memberikan bantuan berupa vaksin antraks sebanyak 2.600 dosis, vitamin 1.500 botol, antihistamin 500 botol, antibiotik 100 botol, dan spuit 20.000 set. Bantuan untuk memberantas antraks di Kabupaten Sleman itu diserahkan secara simbolis kepada Dinas Pertanian DIY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasrullah juga menjelaskan bahwa antraks merupakan penyakit yang berbahaya karena tak hanya dapat menjangkiti hewan, tapi juga bisa menular ke manusia. Oleh karena itu, antraks perlu segera diberantas, salah satunya dengan melakukan vaksinasi kepada hewan-hewan ternak.

"Jangan ada yang menjual atau mengonsumsi hewan yang sakit atau mati. Ini bisa menularkan penyakit," kata Nasrullah di Kalinongko, Selasa (19/3/2024).

ADVERTISEMENT

"Untuk hewan yang mati karena antraks, ada SOP pemusnahannya, yakni dikubur kedalaman dua meter, dikasih formalin, kapur, ditutup, lalu disemen," sambungnya.

Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menegaskan bahwa kasus antraks di Kabupaten Sleman sudah terkendali dan sudah ditangani dengan baik.

Namun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk membawa hewan ternaknya yang sakit ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat. Dengan begitu upaya mitigasi dilakukan apabila ternak tersebut terjangkit antraks.

Lebih lanjut, Kustini menjelaskan, Pemkab Sleman telah melakukan upaya desinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks. Selain itu, Pemkab Sleman juga telah memusnahkan daging ternak yang terkena antraks sesuai prosedur yang ada.

Tak hanya itu, Pemkab Sleman juga telah berupaya mencegah penyebaran antraks dengan memberikan pengobatan dan pemberian vitamin kepada 143 ternak sapi serta 224 kambing dan domba yang berada di sekitar lokasi kasus.

"Pemkab Sleman juga melakukan vaksinasi Antraks pada ternak sapi, domba dan kambing yang berada pada zona kuning, meliputi Dusun Nawung, sebagian Dusun Kalinongko Kidul dan sebagian Dusun Kalinongko Lor," terangnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistio Hermawan melaporkan, kasus kematian ternak akibat antraks pertama muncul 2 Februari 2024. Namun hal tersebut tidak dilaporkan kepada pihak berwenang.

Kasus kematian ternak ini terus terjadi dan membuat warga resah, sehingga tanggal 7 Maret lalu Kepala Dukuh Kalinongko Kidul melaporkan kejadian tersebut kepada Puskeswan Prambanan agar dapat ditindaklanjuti.

"Alhamdulillah sudah tidak ditemukan penampakan kasus kematian ternak diduga antraks sejak 8-15 Maret 2024," ucapnya.

Adapun total ternak yang mati dari awal Februari hingga 7 Maret 2024 lalu yaitu 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Ternak tersebut berasal dari 4 pemilik yang berasal dari Padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, dan Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.




(rih/apl)

Hide Ads