Peran Legiun Mangkunegaran di Perang Jawa: Ikut Melawan Diponegoro

Peran Legiun Mangkunegaran di Perang Jawa: Ikut Melawan Diponegoro

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 20 Jul 2025 16:00 WIB
Ilustrasi perang Aceh.
Ilustrasi Perang Jawa. Foto: Wikimedia Commons
Jogja -

Kronik Perang Jawa atau biasa juga dikenal sebagai Perang Diponegoro adalah bukti perjuangan bangsa Indonesia melawan kekuatan asing yang berusaha memperbudak. Dalam perang tersebut, Legiun Mangkunegaran juga ikut terlibat. Simak perannya.

Sebelum menyelami Legiun Mangkunegaran, detikers harus tahu gambaran sekilas Perang Jawa itu sendiri. Dirujuk dari buku Konflik dan Taktik Perang Jawa oleh Muhammad Muhibbuddin, Perang Jawa termasuk deretan konflik besar yang terjadi di Nusantara.

Perang ini bermula ketika masyarakat Jawa berada dalam kondisi terpuruk. Alih-alih membela rakyat, pihak keraton justru cenderung merapatkan diri ke pemerintah kolonial yang menimbulkan kekecewaan dan amarah rakyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangeran Diponegoro dengan orang-orang kepercayaannya bangkit untuk membela rakyat. Perang besar pun tak terelakkan. Sang Ksatria Piningit, julukan Pangeran Diponegoro, menghadapi perlawanan sengit pihak Belanda dan kroni-kroninya.

Salah satu yang punya peran melawan perjuangan Pangeran Diponegoro adalah Legiun Mangkunegaran. Tertarik mengetahui lebih lanjut? Simak selengkapnya melalui uraian di bawah ini, yuk!

ADVERTISEMENT

Sekilas tentang Legiun Mangkunegaran

Anita Dhian Pratiwi dkk melalui tulisannya, 'Legiun Mangkunegaran Tahun 1916-1942 dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sejarah' menerangkan bahwa Legiun Mangkunegaran ditetapkan pada 1808 oleh Gubernur Jenderal Daendels.

Dalam sejarahnya, embrio anggota Legiun Mangkunegaran berasal dari para prajurit yang berjuang bersama Raden Mas Said. Mereka berjuang melawan ketidakadilan yang didapat dari Paku Buwono II, pendiri Keraton Surakarta.

Legiun ini dibentuk untuk dua tujuan pihak kolonial, yakni cadangan tentara Hindia Belanda dan alat politik. Layaknya pasukan modern, Legiun Mangkunegaran memiliki struktur kepemimpinan tersendiri. Sebut saja jabatan kolonel, kepala Trah Mangkunegaran, ajudan, dokter militer, dan korps musik.

Anggota kesatuan ini menerima gaji bulanan hingga tunjangan kesehatan. Bukan hanya itu, setelah berakhir masa tugas alias pensiun, prajurit Legiun Mangkunegaran juga mendapatkan uang pensiun. Pun bila diberhentikan dengan hormat, para legiun akan mendapatkan pensiun.

Berkedudukan di bawah Kadipaten Mangkunegaran, Legiun Mangkunegaran punya loyalitas tinggi terhadap raja. Mereka dititahkan untuk melindungi Mangkunegaran dari musuh-musuh yang merongrong.

Selain itu, legiun ini juga menjadi kepanjangan tangan Mangkunegaran guna membantu pemerintah kolonial menumpas 'pemberontakan'. Lembaran sejarah mencatat, legiun ini diperbantukan kepada pihak kolonial saat Perang Jawa yang berlangsung selama kurang lebih 5 tahun.

Peran Legiun Mangkunegaran di Perang Jawa

1. Mempertahankan Dalem Paku Alam I

Menurut keterangan dari buku Injil Kerajaan Sang Ratu Adil tulisan Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo, Legiun Mangkunegaran yang mengadopsi sistem Grande Armee (nama pasukan Prancis terkuat saat itu) Napoleon adalah bagian penting dalam Perang Jawa.

Tercatat, tak kurang dari 1.500 prajurit berangkat menumpas pemberontakan Pangeran Diponegoro. Alhasil, tatkala Pangeran Diponegoro menyerbu Dalem Paku Alam (yang dianggap pengkhianat karena bekerja sama dengan Belanda), Legiun Mangkunegaran memberi perlawanan keras.

Jumlah pasukan yang menyerbu Dalem Paku Alam adalah dua kompo, masing-masing terdiri dari 100 prajurit dan 50 dragonder. Pasukan ini ditangkis oleh dua unit artileri Legiun Mangkunegaran yang telah bersiaga satu menjaga bersama kesatuan Belanda dan pendukung lokal Paku Alam I.

2. Memerangi Pasukan Diponegoro di Desa Geger

Keterlibatan lain Legiun Mangkunegaran terjadi dalam pertempuran sengit yang berlangsung di Desa Geger pada 17 Juli 1829. Kala itu, berdasar uraian dalam buku Peperangan dan Serangan terbitan Kemendikbud RI, Kolonel Cox Spengler dari pihak Belanda mengirimkan Batalion Ekspedisi Kapten Prager bersama Legiun Mangkunegaran ke Desa Geger.

Kekuatan yang berada di bawah komando Kolonel Cochius tersebut punya objektif menyerbu benteng dan asrama Diponegoro. Singkat cerita, pihak Belanda dan antek-anteknya sukses merebut Benteng Geger sekaligus menewaskan Tumenggung Joyo Menggolo. Bersama kekalahan tersebut, pasukan Diponegoro kehilangan sejumlah amunisi berharga, seperti 3 kanon, 15 senjata, mesiu, dan 200 peluru tajam.

3. Membantu Belanda dalam Pertempuran di Gawok

Beberapa tahun sebelum Perang Desa Geger pecah, Legiun Mangkunegaran juga sempat terlibat dalam pertempuran di Gawok. Disadur dari buku Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Jawa Tengah yang disusun oleh Muljono Djojomardowo dkk, bentrokan senjata di Gawok terjadi pada 15 Oktober 1826.

Pertempuran ini bermula dari desakan Kyai Mojo, salah seorang kepercayaan Pangeran Diponegoro, untuk merebut Gawok yang terletak di bagian tenggara Kartasura. Pangeran Diponegoro kemudian memerintahkan Kyai Hasan Basri untuk menuntaskan tugas tersebut.

Pasukan istimewa yang berjumlah 4.000 orang dari kesatuan Bulkya, Surya, Pinilih, dan Tamtama dikerahkan. Di pihak seberang, pasukan Belanda dibantu Laskar Kasunanan dan Legiun Mangkunegaran bersiap memasuki kancah perang.

Melihat banyaknya penduduk Surakarta yang dihasut Belanda untuk berperang di medan Gawok, Pangeran Diponegoro memerintahkan untuk menghentikan pertempuran. Namun, ia sendiri sudah terlanjur luka parah. Akibat perang ini, hubungan Ksatria Piningit dengan Kyai Mojo jadi renggang.

Selain tiga peristiwa di atas, Legiun Mangkunegaran turut terlibat secara aktif dalam Perang Diponegoro. Muhammad Thonthowi Cahya dalam tulisannya, 'Keterlibatan Legiun Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro Tahun 1825-1830' menyebut legiun ini mengikuti pertempuran pada masa awal perang di daerah Selarong, Gesian, Pleret, dan Kembang Arum.

Pun pada penghujung Perang Diponegoro, Legiun Mangkunegaran ditugaskan untuk menjaga Pegunungan Selatan. Mereka juga terlibat dalam penumpasan pasukan Diponegoro di Desa Geger sebagaimana telah disinggung sekilas di atas.

Demikian pembahasan ringkas seputar peranan Legiun Mangkunegaran di Perang Jawa yang berkecamuk hebat. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!




(par/dil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads