Profil Joko Pinurbo, Penyair Jogja yang Meninggal Dunia Hari Ini

Profil Joko Pinurbo, Penyair Jogja yang Meninggal Dunia Hari Ini

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 27 Apr 2024 14:31 WIB
Joko Pinurbo Terbitkan Buku Kumcer Perdana Tak Ada Asu di Antara Kita
Ilustrasi profil Joko Pinurbo, penyair Jogja yang meninggal dunia hari ini (Foto Joko Pinurbo saat menerbitkan buku Kumcer perdana 'Tak Ada Asu di Antara Kita': GPU/ Istimewa)
Jogja -

Indonesia kembali berduka karena kehilangan salah satu sosok penyair yang begitu bertalenta bernama Joko Pinurbo. Sebagai wujud mengenang akan sosok, berikut profil Joko Pinurbo.

Dilansir detikPop, penyair Joko Pinurbo meninggal dunia pada hari ini (27/4) sekitar pukul 06.03 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih, Jogja. Kabar mengenai Joko Pinurbo meninggal dunia telah dikonfirmasi oleh Mirna Yulistiani selaku editor senior yang berasal dari Gramedia Pustaka Utama (GPU).

Disebutkan Joko Pinurbo sebelumnya telah menjalani perawatan di rumah sakit akibat masalah kesehatan yang tengah diidap olehnya. Sosok yang dikenal sebagai nama Jokpin tersebut meninggal dunia dalam usia 61 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar berpulangnya Joko Pinurbo sontak mengejutkan masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang selama ini menjadi penggemar karya-karya yang telah dilahirkannya.

Lantas seperti apa sosok Joko Pinurbo? Melalui artikel ini, detikJogja akan merangkum informasinya. Simak profil Joko Pinurbo melalui paparan berikut.

ADVERTISEMENT

Profil Joko Pinurbo

Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam laman Makassar International Writers Festival (MIWF), Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 11 Mei 1962. Melalui karya-karya yang telah dibuatnya, Joko Pinurbo atau Jokpin telah berhasil menggaet sejumlah penghargaan baik yang berasal dari tanah air maupun luar negeri. Salah satu raihan penghargaan terbaiknya adalah South East Asian (SEA) Write Award yang didapatkannya pada tahun 2014.

Sementara itu, dikutip dari buku 'Dari Zaman Citra ke Metafiksi: Bunga Rampai Telaah Sastra DKJ' karya Adrianus Pristiono, disampaikan mengenai profil singkat dari Joko Pinurbo. Sempat tinggal di kampung halaman sejak masih kecil, Jokpin lalu memilih merantau saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Pada saat itu dirinya memutuskan tinggal di daerah Mertoyudan, Magelang. Kemudian Jokpin melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan dengan masuk dalam Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata Dharma) Jogja.

Siapa sangka kalau ternyata kegemaran Jokpin dalam menulis sudah ditekuninya sejak duduk di bangku SMA. Pada saat itu puisinya bahkan sudah tersebar di berbagai media hingga dijadikan dalam wujud antologi bersama.

Namun, puisi-puisi Joko Pinurbo awalnya hanya diterbitkan dalam bentuk stensilan saja. Belum dicetak dalam wujud buku seperti yang dijumpai oleh penggemar sastra saat ini.

Karakteristik Karya Joko Pinurbo

Lantas apa yang membuat setiap karya dari Joko Pinurbo berbeda dari penyair yang lain? Ternyata ada karakteristik tertentu yang ditunjukkan oleh Jokpin dalam karya-karyanya.

Hal ini senada dengan apa yang disebutkan melalui publikasi bertajuk 'Mengenal Masa Kecil Sastrawan Indonesia' karya Hasta Indriyana yang diterbitkan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa milik Kemendikbud Ristek RI.

Disampaikan bahwa puisi-puisi yang dibuat oleh Joko Pinurbo menampilkan kesan yang lucu tetapi sekaligus sedih. Melalui beberapa puisinya bahkan Jokpin lebih banyak menggambarkan sosok anak-anak kecil.

Dikatakan Jokpin memilih karakter anak kecil karena teringat akan masa kecilnya. Pada saat itu Jokpin diketahui sering sakit, sehingga pengalaman tersebut membuat ia tak bisa melupakannya hingga tumbuh sebagai orang dewasa.

Bukan hanya itu, Jokpin juga kerap mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan masyarakat dan sosial. Tak heran jika beberapa puisinya menggambarkan hidup tentang para pemulung, tukang becak, tukang sate, bahkan orang-orang yang sedang ikut ronda.

Makna Menulis Bagi Joko Pinurbo

Masih merujuk dari publikasi yang sama, dikatakan bahwa bagi Jokpin menulis merupakan sarana yang dapat dijadikan untuk mengungkapkan kegelisahan yang berasal dari dalam dirinya. Jokpin merasa saat menulis, dirinya bisa merasakan kelegaan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan perasaan dan pikirannya dapat dicurahkan, sehingga bisa dibagikan kepada para pembacanya.

Meskipun awalnya menulis menjadi hobi yang membuatnya bahagia, tetapi Jokpin juga ikut bersyukur karena dengan tulisannya ia bisa memberikan penghasilan bagi keluarganya. Bahkan melalui tulisannya, Joko Pinurbo menjadi sosok yang dikenal oleh masyarakat luas.

Namun, bukan hanya itu saja. Kebolehan Jokpin dalam menulis juga berhasil membawanya meraih penghargaan sastra tertinggi di Indonesia. Bahkan dikatakan hadiah dari penghargaan tersebut mencapai nominal 100 juta rupiah.

Penghargaan yang dimaksud adalah Kusala Sastra Khatulistiwa. Jokpin menerima penghargaan tersebut sebanyak dua kali pada tahun 2005 dan 2007 silam.

Daftar Karya Joko Pinurbo

Sebagai salah satu penyair Indonesia yang aktif dalam melahirkan karya-karya dalam wujud tulisan, Joko Pinurbo telah banyak merilis buku. Buku-buku tersebut terdiri dari kumpulan puisi, antologi cerpen, hingga berwujud sebuah novel. Dirangkum dari laman Goodreads, berikut daftar karya Joko Pinurbo yang telah berhasil diterbitkan semasa hidupnya:

  1. Mancis: Jejak Darah
  2. Tak Ada Asu di Antara Kita
  3. Lukisan Kaligrafi
  4. Klub Solidaritas Suami Hilang: Cerpen Pilihan KOMPAS 2013
  5. Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon: Cerpen Pilihan KOMPAS 2014
  6. "Anak ini Mau Mengencingi Jakarta?": Cerpen Pilihan KOMPAS 2015
  7. Surat tentang Harapan yang Abadi untuk Ahok
  8. Doa yang Terapung: Cerpen Pilihan KOMPAS 2018
  9. Mencari Presiden Antikorupsi: Puisi Menolak Korupsi #9
  10. Salah Piknik
  11. Kabar Sukacita
  12. Epigram 60
  13. Buku Latihan Tidur X Nyanyian Puisi Baju Bulan
  14. Celana
  15. Di Bawah Kibaran Sarung
  16. Pacarkecilku
  17. Telepon Genggam
  18. Kekasihku
  19. Pacar Senja
  20. Kepada Cium
  21. Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung
  22. 60 Puisi Indonesia Terbaik 2009: Anugerah Sastra Pena Kencana
  23. aku & buku
  24. Tahilalat
  25. Haduh, aku di-follow
  26. Baju Bulan: Seuntai Puisi Pilihan
  27. Surat Kopi
  28. Bulu Matamu: Padang Ilalang
  29. Borrowed Body & Other Poems
  30. Surat dari Yogya: Sepilihan Puisi
  31. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi: Sehimpun Puisi Pilihan
  32. Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu: Sehimpun Puisi Pilihan
  33. Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi
  34. Srimenanti
  35. Berguru Kepada Puisi
  36. Bermain Kata Beribadah Puisi
  37. Perjamuan Khong Guan
  38. Sepotong Hati di Angkringan

Demikian tadi profil Joko Pinurbo, penyair Jogja yang meninggal dunia hari ini. Meskipun sosoknya telah tiada, karya-karyanya akan selalu terkenang di hati para penggemarnya.




(dil/cln)

Hide Ads