Serat Nitimani merupakan salah satu karya sastra yang membahas hubungan pria dan wanita hingga hubungan senggama atau bercinta. Sedikitnya ada 9 kaidah bercinta yang dibuat Raden Arya Suganda pada abad ke-19.
Dikutip dari akun Instagram Pusat Kajian Jawa FIB UGM, @pusakajawa.ugm, Senin (18/12/2023), sedikitnya ada 9 kaidah bercinta dalam serat tersebut. Kesembilan kaidah itu yakni mulai dari melakukan seks dengan sadar hingga bersuci terlebih dahulu.
Simak selengkapnya di bawah ini:
9 Kaidah Bercinta dalam Serat Nitimani
1. Nge-seks-lah dengan Sadar & Kalem
"Apabila sedang bertanding, usahakanlah hati tetap hening, agar konsentrasi terjaga, supaya tidak terkalahkan" -Pupuh 2
2. Selalu Waspada & Hati-hati
"Ketika senjata pusaka laki siap tempur, segenap kekuatan siaga, maka segeralah memulai pertandingan. Niscaya pertempuran tidak akan mengecewakan, namun tetap waspada. Jangan ceroboh" -Pupuh 6
3. Senantiasa Lapang Dada
"Apabila tidak puas, janganlah terlihat di wajah, tutupilah dengan ceria" -Pupuh 2
4. Pandai Mengontrol Diri
"Apabila punya keinginan, janganlah lepas kendali menerjang etika. Agar selamat, utamakanlah sikap luhur" -Pupuh 2
5. Tidak Perlu Terburu-buru
"Penerapan asmaragama adalah apabila senjata yang dimiliki laki-laki belum siap tempur, maka janganlah terburu-buru melakukan pertandingan" -Pupuh 6
6. Saling Membangun
"...adapun tingkah laku wanita ketika berhubungan badan sebaiknya mengimbangi gerak pria agar tercipta rasa nikmat" -Pupuh 19
7. Jangan Cepat Puas
"Hendaklah membangun rasa penasaran, jangan merasa puas" -Pupuh 6
8. Dilarang Bermain-main
"Walaupun di situ hanya berdua & di tempat sepi, keseriusan perasaan jangan sampai lupa" -Pupuh 25
9. Bersuci Terlebih Dahulu
"Sedangkan ketika ingin memuja-muja & mengindahkan tingkah laku, semua harus suci, mandi keramas lantas mengambil gayung berisi air & diangkat di dekat muka dengan berdoa. Setelahnya, berpakaianlah yang rapi untuk mengundang hawa nafsu" -Pupuh 26
Tentang Serat Nitimani
Serat Nitimani ini merupakan karya dari Raden Arya Suganda. Serat Nitimani ini dibuat pada abad 19.
Dosen Prodi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa UGM R Bima Slamet Raharja mengatakan serat ini dibuat untuk perempuan maupun laki-laki yang mencari jodoh. Bima menyebut serat ini juga mengajarkan tentang hubungan badan atau bersenggama yang baik.
"Serat Nitimani itu dibuat untuk mengarahkan kepada pasangan laki-laki dan perempuan dalam upaya pemilihan jodoh, bagaimana cara menghasilkan keturunan yang baik, bagaimana cara persenggamaan yang baik," kata R. Bima Slamet Raharja, saat ditemui detikJogja, Kamis (14/12/2023).
"Tentu dengan berbagai hal-hal yang harus diperhatikan dan dipahami. Secara garis besar, serat ini bertujuan untuk bagaimana memilih pasangan yang baik," sambungnya.
Dia menuturkan makna pesan di balik serat ini berkaitan dengan aturan-aturan yang berhubungan dengan mencari pasangan yang baik agar memperoleh keturunan yang baik pula. Selain itu, serat ini juga menyinggung soal etika bersenggama seperti nista, madya dan utama.
"Tujuannya sendiri adalah untuk menghasilkan wiji sejati atau keturunan yang baik. Misalnya etika bersenggama tidak boleh sembarangan, senggama nista itu bagaimana, senggama di sisi tengah atau madya itu bagaimana. Jadi di serat ini juga membagikan tahapan cara melakukan senggama dengan nista, madya dan utama," pungkasnya.
Simak Video "Cantiknya Permainan Seni Video Mapping di Cagar Budaya Jogja"
(ams/sip)