Tata Cara Budidaya Ikan Lele untuk Pemula yang Mudah Sampai Panen

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 06 Sep 2024 12:41 WIB
Ilustrasi budidaya ikan lele. (Foto: Unsplash/Laura España)
Jogja -

Sedang tertarik untuk coba budidaya ikan dalam rangka menambah penghasilan? Kamu bisa coba memulai budidaya ikan lele. Bagaimana caranya? Berikut ini tata cara budidaya lele untuk pemula sampai berhasil panen.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, lele adalah ikan air tawar, berpatil, badannya licin, bagian mulutnya bersungut, warna punggungnya hitam (kadang-kadang agak kelabu), bagian perutnya berwarna putih agak kelabu.

Budidaya lele tampak memiliki prospek yang menjanjikan. Dikutip dari buku Super Komplet Budi Daya dan Bisnis Ikan Lele karya Andi Feriyanto, lele adalah salah satu ikan air tawar konsumsi yang sangat digemari, terutama di wilayah Jawa.

Tak hanya itu, permintaan benih lele pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Agaknya belum cukup, kepopuleran lele yang memiliki nutrisi dan nilai ekonomis tinggi juga mulai merambah mancanegara, seperti Malaysia dan Taiwan.

Bagi detikers yang berminat memulai budidaya lele, di bawah ini telah detikJogja siapkan tata cara mudahnya bagi pemula. Simak sampai tuntas, ya!

Panduan Budidaya Lele untuk Pemula

Dirangkum dari laman resmi Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng dan Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Bangka Selatan, begini tata cara budidaya ikan berkumis satu ini:

1. Persiapan Kolam

Untuk budidaya lele, terdapat pelbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan. Di antara tipe-tipe kolam budidaya lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung, dan keramba. Tentunya, masing-masing kolam punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Dari sekian banyak tipe kolam lele yang bisa digunakan pembudidaya, kolam tanah adalah primadonanya. Sebelum benih lele dimasukkan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu, yakni pengeringan dan pengolahan tanah, pengapuran dan pemupukan, serta pengaturan air kolam.

Kolam tanah untuk budidaya lele pun tidak sembarang jadi. Kamu harus memastikan bahwa permukaan kolam ini lebih dalam sehingga sinar matahari tidak membuat ikan kepanasan. Selain itu, suhu air yang disarankan adalah 20 hingga 28 derajat celsius.

2. Pemilihan Benih Lele

Berhasil atau tidaknya budidaya lele yang kamu lakukan salah satunya bergantung dengan kualitas benih. Oleh karena itu, detikers harus mempelajari terlebih dahulu tipe-tipe ikan lele sebelum memulai. Setelah memilih jenis lele, kamu bisa membelinya dengan mudah.

Ciri-ciri benih lele sehat adalah gerakannya lincah, tidak ada cacat di permukaan tubuh, bebas dari penyakit, dan gaya renangnya normal. Untuk budidaya lele, biasanya benih yang dipakai berukuran 5-7 cm.

Kepadatan benih kolam lele pun perlu mendapat perhatian khusus. Kepadatan yang dianjurkan adalah 200-400 ekor benih per meter persegi. Alhasil, sebagai contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter, cara menghitungnya adalah (3x4) x 200 = 2.400 ekor.

3. Pembesaran Lele

Selama proses pembesaran lele, detikers perlu memerhatikan sejumlah hal, seperti pakan, air, serta hama dan penyakit. Berbicara tentang pakan lele, saat ini sudah tersedia beragam jenis pakan lele di pasaran.

Pakan utama lele dianjurkan banyak mengandung protein hewani. Umumnya, pakan lele mesti mengandung protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin, dan mineral. Waktu pemberian pakan lele cukup fleksibel, bisa pagi, siang, sore, atau bahkan malam hari.

Kendati terkenal sebagai ikan yang tangguh, kondisi air kolam budidaya lele tetap harus diperhatikan. Jika air sudah berbau busuk akibat sisa pakan atau kotoran, detikers perlu membuang sepertiganya dan mengganti dengan yang baru.

Terakhir, untuk mencegah lele diserang protozoa, bakteri, maupun virus, pertahankan suhu kolam konsisten berada di kisaran 28 derajat Celsius. Sementara itu, untuk mengurangi risiko serangan ular, musang, dan burung pemangsang, detikers bisa memasang tutup kolam.

4. Panen Lele

Setelah kira-kira 2,5 sampai 3,5 bulan, benih lele sudah bisa dipanen dengan ukuran kira-kira 9 hingga 12 ekor per kilogram. Cara memanennya adalah menyurutkan air kolam terlebih dahulu, kemudian pindahkan ke wadah lain menggunakan serok atau jaring sortir.

Sehari sebelum panen dilakukan, sebaiknya lele tidak diberi pakan agar perutnya bersih dari kotoran saat diangkut. Ketika panen, disarankan untuk memisahkan lele yang berbeda ukuran agar keuntungannya maksimal.

Jenis Lele Budidaya

Sekilas sebelumnya telah dijelaskan bahwasanya memilih jenis lele yang tepat untuk budidaya perlu mendapat perhatian khusus. Memangnya, apa saja jenis lele yang cocok dibudidayakan?

Berikut ini penjelasan ringkasnya diringkas dari laman Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Jogja dan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang:

1. Lele Lokal

Memiliki nama ilmiah Clarias batrachus, lele lokal atau biasa disebut lele kampung dan lele jawa tersebar luas di Asia Tenggara. Ikan satu ini terkenal sebagai 'walking catfish' karena bisa berjalan di daratan. Selain keunikannya tersebut, lele lokal diketahui memiliki patil beracun yang tajam.

Dulu, lele lokal sangat banyak dibudidayakan. Namun, setelah kehadiran lele dumbo, lele lokal mulai ditinggalkan. Pasalnya, lele lokal memiliki pertumbuhan yang lambat di samping Food Convertion Ratio (FCR) tinggi.

2. Lele Dumbo

Pertama kali masuk Indonesia pada 1985, lele dumbo menjadi favorit para peternak. Ikan yang merupakan hasil perkawinan antara lele taiwan dan afrika ini bisa tumbuh dengan cepat dan tubuhnya pun bongsor dibanding lele lokal.

Kekurangannya, daging lele dumbo dianggap memiliki cita rasa yang kalah dibandingkan lele lokal. Pasalnya, dagingnya lebih lembek. Namun, kelebihannya dari segi waktu pertumbuhan dan ukuran menjadikan lele ini pilihan menarik.

3. Lele Sangkuriang

Ikan lele sangkuriang resmi diperkenalkan pada 2004 silam. Kemunculan lele sangkuriang dilatarbelakangi kekhawatiran para petani dengan terus menurunnya kualitas lele dumbo. Akhirnya, dengan mengawinkan indukan lele dumbo generasi ke-2 dan lele dumbo jantan F6, lele sangkuriang muncul.

Keunggulan lele sangkuriang adalah kemampuannya untuk menghasilkan 40.000 hingga 60.000 butir telur sekali pijah. Selain itu, lele sangkuriang lebih tahan penyakit, bisa dipelihara di air minim, dan kualitas dagingnya mumpuni.

4. Lele Phyton

Lele phyton adalah spesies yang ditemukan oleh para peternak ikan di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada 2004. Ikan ini merupakan hasil persilangan antara induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal.

Ikan lele satu ini memiliki ketahanan terhadap cuaca dingin, bahkan survival rate-nya melebihi 90 persen. Di samping itu, ikan yang memiliki bentuk kepala layaknya ular sanca ini memiliki daging gurih. Adapun jika ditinjau dari segi rasa, dagingnya mirip dengan lele lokal.

5. Lele Masamo

Jenis kelima lele budidaya adalah masamo. Ikan ini adalah hasil persilangan dari berbagai jenis lele di seluruh dunia. Karena merupakan hasil silangan lele afrika, lele masamo memiliki tingkat pertumbuhan dan ketahanan tubuh yang tinggi.

Nafsu makan lele masamo lebih kuat dibanding jenis lainnya. Oleh karena itu, manajemen pakan yang buruk bisa menyebabkan ikan ini melakukan kanibalisme. Dengan karakter khas ini, lele masamo paling cocok dibudidayakan secara intensif dan serius.

Demikian penjelasan lengkap mengenai tata cara budidaya lele untuk pemula hingga panen. Semoga penjelasannya di atas bermanfaat, ya!



Simak Video "Video Yuni Shara Ngomongin Tren Oplas: Itu Semua Pilihan"

(sto/aku)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork