Pria yang menyergap penembak di Pantai Bondi, Australia, Ahmed al-Ahmed mednapatkan cek dengan total senilai US$2,5 juta (sekitar Rp 41 miliar). Ahmed kemudian mempertanyakan apakah dirinya pantas menerima itu.
Dikutip dari detikNews, cek itu diberikan untuk mendukung keberanian Ahmed yang rela ditembak lima kali oleh pelaku demi merebut senjata yang digunakan untuk menembaki warga.
Zachery Dereniowski, seorang tokoh publik di Instagram mendokumentasikan pertemuan mereka saat menyerahkan cek dalam sebuah video yang dibagikan di platform tersebut. Dereniowski menyebut uang tersebut dikumpulkan secara kolektif dari 43.000 orang dari seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Al Arabiya, Jumat (19/12/2025), dalam sebuah video Ahmed masih terlihat terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan gips di tangan kirinya yang terkena tembakan pelaku.
"Apakah saya pantas mendapatkannya?" tanya pria berusia 43 tahun itu, ketika ia menerima cek tersebut.
"Ketika saya menyelamatkan orang-orang, saya melakukannya dari hati," kata Ahmed, menceritakan kembali serangan yang terjadi selama perayaan Hanukkah Yahudi tersebut.
Peristiwa yang terjadi hari Minggu (14/12) lalu itu merenggut 15 nyawa dan 42 orang terluka. Ada dua pelaku dalam insiden mematikan tersebut.
Kisah Ahmed menyebar setelah video aksi heroiknya beredar ke seluruh dunia. Dia dengan berani merebut senjata salah satu pelaku hingga akhirnya dia mengalami lima luka tembak.
"Semoga Tuhan melindungi Australia, 'Aussie, Aussie, Aussie,'" katanya sambil tersenyum.
Untuk diketahui, Kepolisian New South Wales, Australia mendakwa tersangka pelaku penembakan di Pantai Bondi, Naveed Akram, dengan dakwaan terorisme dan 15 dakwaan pembunuhan, serta sejumlah kejahatan lainnya.
"Polisi akan menyatakan di pengadilan bahwa pria tersebut terlibat dalam tindakan yang menyebabkan kematian, cedera serius, dan membahayakan nyawa untuk memajukan tujuan keagamaan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat," kata polisi negara bagian New South Wales, dilansir kantor berita AFP.
"Indikasi awal menunjukkan ini serangan teroris yang terinspirasi ISIS, sebuah organisasi teroris yang terdaftar di Australia," kata mereka dalam sebuah pernyataan, menggunakan nama lain untuk kelompok Negara Islam (IS).
(alg/ahr)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih