Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) masih menyisakan duka. Sejumlah warga yang terisolir disebut bertahan hidup dengan mengonsumsi durian.
"Bahkan masyarakat di desa terisolir bertahan hidup dengan makan durian," tulis Bupati Tapteng Masinton Pasaribu di Instagram pribadinya yang dilihat, dikutip dari detikSumut, Selasa (2/12/2025).
Hingga hari ini Tapteng masih belum teraliri listrik. Masinton mengungkap hingga hari ke-8 bencana, stok beras dan gas elpiji menipis hingga terjadi antrean panjang di SPBU.
"Stok beras menipis, antrian panjang di pom bensin, stok gas elpiji menipis," imbuhnya.
Masinton menuturkan hingga saat ini masih ada beberapa desa yang terisolir. Jenazah tertimbun material longsor juga disebut masih ada yang belum dievakuasi.
Di sisi lain, masih ada beberapa desa yang terisolir. Disebutkan jika jenazah yang tertimbun longsor juga masih ada yang belum dievakuasi.
"Beberapa desa masih terisolir belum dapat ditembus via darat. Jenazah tertimbun longsor di beberapa desa belum dapat dievakuasi," tuturnya.
BPBD Sumut mencatat jumlah korban dalam bencana banjir dan longsor per pukul 08.00 WIB hari ini sebanyak 290 korban meninggal. Kemudian 154 orang dilaporkan hilang.
"Data sementara meninggal dunia 290 orang, hilang 154 orang," berdasarkan laporan BPBD Sumut yang dikirim Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumut Porman Mahulae, Selasa (2/12).
Dalam laporan BPBD Sumut yang dilihat, jumlah korban meninggal dunia paling banyak saat ini di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yakni 86 orang dan hilang 85 orang. Di urutan kedua, ada Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) meninggal 79 orang dan hilang 38 orang.
Bencana banjir maupun longsor terjadi 17 kabupaten/kota di Sumut. Dilaporkan juga terdapat 614 orang yang terluka.
Jumlah terdampak akibat banjir dan longsor di Sumut mencapai 1.669.996 orang. Sedangkan jumlah pengungsi mencapai 538.792 orang.
Simak Video "Video: Momen 150 Siswa-Siswi Tapteng Dievakuasi Pakai Helikopter"
(ams/afn)