Korban Tewas Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Capai 132 Orang

Internasional

Korban Tewas Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Capai 132 Orang

Novi Christiastuti - detikJogja
Kamis, 30 Okt 2025 15:59 WIB
Members of the military police special unit detain suspected drug dealers during a police operation against drug trafficking at the favela do Penha, in Rio de Janeiro, Brazil, October 28. REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing Rights
Jogja -

Korban tewas dalam penggerebekan geng narkoba Comando Vermelho di Brasil bertambah. Kini terdata sedikitnya 132 orang meninggal dalam upaya memerangi geng narkoba legendaris di Rio de Jeneiro itu.

Dilansir detikNews, penggerebekan berdarah itu mengungkap sisi gelap kota Rio de Janeiro yang dicintai para wisatawan karena pantainya yang indah dan budayanya yang semarak.

Diketahui penggerebekan itu dilakukan pada Selasa (28/10). Polisi datang ke kampung narkoba itu menggunakan helikopter hingga kendaraan lapis baja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, tercatat korban tewas peristiwa itu sedikitnya 132 orang. Angka tersebut merupakan data dari Kantor pembela umum negara bagian Rio de Janeiro, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025).

Sedangkan data yang diumumkan polisi setempat korban tewas sementara mencapai 119 orang yang mana 115 di antaranya diduga pelaku kriminal.

ADVERTISEMENT

Operasi ini dipuji pemerintah setempat dan dianggap berhasil melawan geng narkoba legendaris Comando Vermelho. Geng tersebut merupakan geng tertua dan terkuat di wilayah tersebut.

Orang-orang mengantre jenazah di Lapangan Sao Lucas, favela Vila Cruzeiro di kompleks Penha di Rio de Janeiro, Brasil, pada 29 Oktober 2025, setelah Operacao Contencao (Operasi Penahanan). Warga sebuah favela di Rio de Janeiro mengantrekan lebih dari 40 jenazah di sebuah plaza di lingkungan mereka yang berpenghasilan rendah pada 29 Oktober, sehari setelah operasi polisi paling berdarah dalam sejarah kota tersebut.Orang-orang mengantre jenazah di Lapangan Sao Lucas, favela Vila Cruzeiro di kompleks Penha di Rio de Janeiro, Brasil, pada 29 Oktober 2025, setelah Operacao Contencao (Operasi Penahanan). Warga sebuah favela di Rio de Janeiro mengantrekan lebih dari 40 jenazah di sebuah plaza di lingkungan mereka yang berpenghasilan rendah pada 29 Oktober, sehari setelah operasi polisi paling berdarah dalam sejarah kota tersebut. Foto: AFP/PABLO PORCIUNCULA

Meski begitu, pihak keluarga para korban tewas mengecam apa yang terjadi dan menggambarkan peristiwa ini sebagai eksekusi oleh polisi.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengutuk aksi geng narkoba tersebut. Namun dia ingin agar operasi ke depan tak membahayakan warga sipil dan polisi.

"Kita tidak dapat menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga-keluarga, menindak penduduk, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di seluruh kota," tulis Lula da Silva dalam pernyataan via media sosial X.

"Kita membutuhkan kerja sama terkoordinasi yang menyerang tulang punggung perdagangan narkoba tanpa membahayakan para polisi, anak-anak, dan keluarga yang tidak bersalah," tegasnya.

Lula da Silva mengutus Menteri Kehakiman Ricardo Lewandoswki ke Rio de Janeiro untuk bertemu dengan Gubernur Claudio Castro guna menawarkan kerja sama dari pemerintah federal.

A person looks on behind a burnt car during a police operation against drug trafficking at the favela do Penha, in Rio de Janeiro, Brazil, October 28. REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing RightsA person looks on behind a burnt car during a police operation against drug trafficking at the favela do Penha, in Rio de Janeiro, Brazil, October 28. REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing Rights Foto: REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing Rights

Sementara itu, hakim Alexandre de Moraes memanggil Castro untuk menjelaskan aksi penggerebekan kepolisian tersebut.

Gubernur Castro membantah adanya warga sipil di luar pelaku yang menjadi korban. Dia menganggap operasi tersebut sebagai sebuah keberhasilan.

Otoritas Rio de Janeiro menyebut sebanyak 113 orang telah ditahan dan 91 senapan disita, beserta sejumlah besar narkoba.




(afn/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads