Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menanggung biaya perawatan medis murid-murid yang diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Saptosari. Pasalnya keracunan bukan termasuk yang mendapat cover dari BPJS Kesehatan.
"Keracunan bukan kategori penyakit maka tidak dicover BPJS Kesehatan," kata Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
Oleh sebab itu, Pemkab berinisiatif menanggung biaya perawatan medis murid-murid yang mengalami gejala keracunan. Terlebih, Pemkab telah menyiapkan anggaran khusus jika ada murid-murid yang dirawat akibat keracunan makanan.
"Meski efisiensi, kami siapkan Rp 100 juta untuk penanggulangan kedaruratan seperti jika anak-anak masuk rumah sakit karena ini (MBG)," ujarnya.
Oleh sebab itu, Endah meminta murid-murid yang masih mengalami gejala mual atau diare segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat.
"Karena kan ada yang daya tubuhnya baik sehingga belum muntah mual, dan ada juga yang daya tubuhnya buruk lalu habis makan sorenya sudah muntah dan mual," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut sebagian besar murid yang diduga keracunan MBG mengalami mual, pusing dan diare. Dinkes menyebut, hanya tinggal tiga murid yang masih menjalani perawatan medis.
"Tadi yang masuk ke RSUD Saptosari ada 18 orang dan di Puskesmas Saptosari ada 34 orang dan sudah tertangani semua. Kalau yang dirawat masih ada tiga orang," kata Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
Simak Video "Video: PM Israel Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan Basi"
(aap/apu)